“Ketika mimpimu yang begitu indah tak pernah terwujud,
ya sudahlah.”
Bondan Prakoso melalui tembangnya yang fenomenal pada pertengahan tahun 2010 ini, sukses menyinggung sedikit hal menyikapi suatu kegagalan. Kita semua pernah mengalami hari-hari yang buruk. Satu dari banyaknya kemungkinan dalam hidup, kita akan jatuh dan tidak menemukan harapan. Kita juga tidak boleh bersedih terus-menerus katanya, everything’s gonna be okay. Alunan beserta liriknya seperti sihir, memberi mantra ketenangan dan realitas kepada setiap orang yang berada dalam situasi yang digambarkan. Masterpiece!
Siapa dalam hidup ini yang tidak pernah mengalami kegagalan? You fail by default, begitu kata J.K. Rowling. Hampir sulit untuk kita bisa menghindarinya. Terpuruk, frustrasi, pesimis adalah beberapa respon diri yang muncul ketika seseorang gagal. Ya, kegagalan memang menyakitkan. But, life will hit you harder than this shit. Kenyataannya kita memang akan hidup berdampingan dengan kegagalan. Jalan tengah terlogis yang bisa kita ambil yakni bertahan dan melaluinya. Menyerah ketika semuanya tampak semakin sulit bukan langkah yang tepat.
“Just because you fail once, it doesn’t mean you’re gonna fail at everything.”
— Marilyn Monroe
Pikiran Memengaruhi Kegagalan Dr. Kevin Snyder melalui tulisan How to Bounce Back From Failure, membagikan pendapat Rich Gorman bahwa menghadapi kegagalan secara emosional memang cukup sulit, harus bisa membedakan antara self-esteem dan self-worth yang dimiliki. Orang dengan self-esteem yang sehat dapat lebih mudah tumbuh sebagai akibat dari kegagalannya. Jika menghadapi kegagalan merupakan hal yang sulit bagi seseorang, Rich biasanya mencoba untuk meningkatkan self-esteem. Proses tersebut memang membutuhkan kerja keras, tetapi tentunya dapat dikendalikan.
Dr. Kevin menambahkan bahwa menurutnya banyak orang tidak pernah mencapai potensi penuh mereka, karena mereka takut gagal bahkan lebih takut terlihat gagal. Kebanyakan orang juga menganggap kesuksesan hanya hasil dari mengambil tindakan yang benar tanpa pernah membuat kesalahan. Kegagalan bukan tentang berapa kali kita jatuh, melainkan berapa kali kita bangkit kembali dengan lebih bijaksana. Kita perlu memikirkan secara berbeda tentang ketakutan dan kegagalan kita, fokus pada ketahanan serta tidak lagi takut untuk mengambil tindakan.
Salah satu artikel pada laman wanderlustworker.com berjudul 8 Powerful Methods People Use To Bounce Back From Failure juga berpendapat serupa. Pikiran akan memahami apa yang dilihatnya. Saat kita fokus pada masalah yang muncul dari kegagalan, maka hanya itu yang akan kita lihat. Namun, ketika kita membalikkan masalah itu dan melihatnya sebagai batu loncatan, melihat kegagalan hanya sebagai penanda atau tonggak dalam perjalanan kita menuju tujuan yang lebih besar dan lebih cerah, maka sesuatu yang revolusioner mulai muncul dalam pikiran.
Gagal adalah Kenyataan Hidup. Let’s face it!
Tapi mengapa begitu sulit untuk melepaskan, memaafkan diri sendiri, dan melanjutkan hidup? Bagaimana kita dapat mencegah kegagalan atau ketakutan akan hal tersebut, agar tidak menggoyahkan keteguhan kita? Mengembalikan mental dari kegagalan memang bukanlah hal yang mudah. Bukan suatu hal yang sekejap bisa terjadi secara ajaib. Faktanya, tidak semua orang mampu mengumpulkan kekuatan untuk menjadi tangguh terhadap kegagalan. Jangan hidup di dalamnya, sebaliknya lanjutkan hidup kita.
“It doesn’t matter how many times you fail. It doesn’t matter how painful those failures are. What matters is what you do after the failure.”
— Wanderlustworker.com
Terlalu sering mengalami kegagalan artinya kita akan semakin banyak usaha untuk keluar darinya. Tidak apa-apa, kita pasti bisa melewatinya. Kalau menurut wanderlustworker.com, jangan biarkan hal seperti kegagalan membuat kita putus asa. Jangan biarkan kekecewaan dan kekalahan mematikan semangat kita. Coba lagi. Coba lagi. Coba lagi. Mengapa menyerah? Apalagi setelah kita menderita melalui rasa sakit, kita sudah mengalami bagian yang sulit. Coba lagi.
Berikut beberapa strategi untuk bangkit kembali dari kegagalan, saya rangkum dari tulisan wanderlustworker.com berikut ini:
1 — Jujur dengan Diri Sendiri
Bersiaplah untuk kekecewaan yang sering terjadi. Cara pertama orang yang tangguh untuk bangkit kembali dari kegagalan adalah dengan jujur pada dirinya sendiri. Mereka tidak mencoba menutupi fakta bahwa mereka gagal. Mereka tidak menyangkal dengan maksud membantu mengurangi efek kegagalannya. Sebaliknya, mereka jujur. Mereka seratus persen terus terang tentang kegagalan itu dan betapa menyakiti hatinya.
Faktanya adalah bahwa dengan menyangkal kegagalan, sebenarnya kita melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri. Kita tidak dapat menyembunyikan fakta bahwa kita gagal atau berpura-pura tidak pernah menginginkan tujuan sejak awal. Kita harus terus terang dan terbuka. Sadarilah perasaan kita apa adanya dan berikan waktu pada diri kita untuk sedikit terluka. Tidak apa-apa untuk gagal. Kegagalan memberikan pelajaran terbesar dalam hidup, memungkinkan kita untuk belajar dan tumbuh, menjadi orang yang lebih baik.
2 — Jangan Menyalahkan Diri Terlalu Lama
Beberapa orang memutuskan bangkit kembali dari kegagalan mereka, karena mereka tidak ingin terlalu lama hidup dalam keadaan kalah. Tentu saja mereka membiarkan dirinya untuk merasakan sakit akibat kegagalan. Tapi mereka tidak tinggal di sana terlalu lama. Meskipun mudah untuk membiarkan kebencian dan rasa bersalah menguasai kita, tapi hal ini tidak dapat terus-menerus kita lakukan.
“Mediocrity is easy. It’s easy to play it safe in life. It’s easy to avoid taking any risks for fear of failure. But that isn’t a life. That’s isn’t living.”
— Wanderlustworker.com
3 — Maafkan atas Kesalahan Masa Lalu Kita
Fakta menyebutkan bahwa kegagalan tidak terjadi ketika kita melakukan segalanya dengan sempurna. Kita biasanya mengacaukan satu bidang kehidupan kita atau lainnya. Saat kita mencoba membangun bisnis, kesalahan pribadi kita bisa saja memengaruhi bisnis atau karier profesional kita. Namun, penting untuk memaafkan diri sendiri atas kesalahan tersebut. Selama kita bisa belajar dari mereka, kita bisa terus maju.
Terlalu sering kita menyalahkan diri sendiri dan tidak dapat menemukan cara untuk memaafkan diri sendiri, semakin sering kita akan mengungkit dan tidak pernah membiarkan diri kita bergerak melalui situasi. Orang yang tangguh tidak menyalahkan diri sendiri. Mereka tahu bahwa manusia tidak sempurna. Kita membuat kesalahan. Kita tidak perlu melupakannya, cukup maafkan.
4 —Pikirkan Kembali Alasan dari Tujuan Kita
Agar upaya melalui kegagalan ini berhasil, kita perlu meninjau alasan “mengapa” kita ingin mencapai tujuan kita tersebut. Apa alasan kita sampai benar-benar ingin mencapainya? Apa hal itu memang yang sebenarnya kita butuhkan? Kita perlu mengetahui alasan yang sejujurnya. Jika alasan tersebut memang suatu hal yang cukup kuat, kita bisa dengan mudah melihat beberapa jalan keluar. Namun jika alasan tersebut tidak cukup kuat, kita akan jauh lebih sulit untuk keluar dari situasi tersebut. Ketika tujuan tidak terlalu berarti bagi kita, rasa sakit akibatnya akan menjadi jauh lebih besar daripada potensi kesenangannya dan kita akan cepat menyerah begitu saja.
5 — Bersyukur atas Apa yang Kita Miliki
Meskipun kata bersyukur sering dianggap sebagai alasan klasik, tapi hal ini mungkin merupakan salah satu aspek terpenting dalam hidup kita. Bersyukur atas apa yang kita miliki, sekecil apapun kelihatannya bahkan jika kita berpikir bahwa hanya masalah yang kita miliki di hidup ini. Bersyukur dapat membuat kita tenang dan tidak merasa begitu terbebani. Ketika pikiran kita tenang, kita akan bisa berpikir rasional dan lebih bijak. Bersyukurlah, bahkan untuk kegagalan-kegagalan kita.
6— Berkontribusi kepada Orang Lain
Cara mudah untuk bangkit kembali dari kegagalan adalah dengan mengalihkan fokus kita ke orang lain. Kontribusikan sesuatu. Bukan uang kita, melainkan waktu kita. Waktu jauh lebih berharga daripada uang. Waktu tidak pernah bisa diciptakan kembali atau disimpan. Kita hanya bisa menghabiskannya sekali. Ketika kita berkontribusi kepada orang lain, kita akan melupakan kebutuhan pribadi kita sendiri, setidaknya untuk sementara. Ini cara yang bagus untuk mengalihkan perhatian dari apa yang kita sebut masalah dalam hidup.
“Sometimes the best thing to do when we feel discouraged is to actually encourage others. There’s something powerful about lifting people up even when you don’t feel like it.”
— Justin Bieber
Apa yang dapat kita lakukan untuk orang lain? Mungkin hanya menemaninya ketika sedang sendirian. Atau mengantarkannya ke swalayan membeli perabotan. Tawarkan bantuan. Hal-hal paling sederhana bisa sangat bermanfaat. Yang perlu kita lakukan hanyalah mencari cara untuk berkontribusi dan cara itu akan muncul dengan sendirinya kepada kita dari waktu ke waktu. Saya pernah membaca satu kutipan; ketika kita mengetahui seseorang sedang membutuhkan bantuan, bantulah semampu kita. Bisa jadi Tuhan mengabulkan doanya, melalui kita.
Add a comment