Tidakkah kita bertanya-tanya bagaimana guru atau dosen kita, bisa menyampaikan materi pelajaran yang rumit menjadi mudah dicerna oleh otak kita?
Atau, pernahkah kita tidak paham terhadap sesuatu kemudian menjadi paham setelah seorang teman yang menjabarkannya?
Atau, pernahkah kita mencoba menjelaskan topik yang kita pahami dan sudah terskenariokan di kepala, namun ternyata penjelasan yang kita ucapkan berbeda?
Kesulitan yang satu ini, memang tidak jarang dialami oleh sebagian orang. Saya misalnya, kelemahan tersebut seperti telah mengelabuhi apa yang sebenarnya perlu saya pelajari selama ini. Kemampuan untuk memahami dan mengomunikasikan konsep atau ide dengan lebih jelas kepada orang lain, bagi saya merupakan satu kemampuan pokok yang perlu kita pelajari dalam kehidupan bersosial.
“To state something is essentially, to say it briefly, clearly and as precisely as possible.”
— Gerald M. Nosich
SEE-I dan Penerapannya
Dr. Jamie Schwandt dalam tulisannya, How to Explain Things Better and Make Others Understand Your Ideas Easily, merangkumkan bahwa SEE-I adalah teknik berpikir kritis yang mudah digunakan dan membantu orang dalam mengklarifikasi ide-ide mereka. Pertama kali dicetuskan oleh Richard Paul dan Linda Elder, kemudian disempurnakan dan dipopulerkan oleh Gerald M Nosich.
Merupakan sebuah singkatan dari State it, Elaborate, Exemplify, dan Illustrate, dengan penjabaran setiap elemennya berikut ini:
State it: menyatakan dengan jelas dan ringkas konsep atau ide dalam satu atau dua kalimat.
Elaborate: menjelaskan lebih lanjut dengan kata-kata kita sendiri.
Exemplify: memberikan contoh konkret dan contoh kontra dari konsep tersebut.
Illustrate: memberikan gambar, diagram, metafora atau analogi konsep.
Pada dasarnya, SEE-I dimulai dengan pernyataan singkat tentang konsep (S), diikuti dengan penjelasan lebih lanjut dengan kata-kata kita sendiri (E). Kemudian kita harus memberikan contoh spesifik dan contoh kontra dari konsep (E). Terakhir, kita mengakhiri dengan ilustrasi konsep (I).
Dalam hal pemanfaatan, SEE-I sering digunakan untuk meningkatkan kualitas berpikir dan menulis. Sehingga, menganalisis setiap langkah dalam prosesnya sangat penting jika kita ingin menguasai teknik ini. Untuk lebih jelasnya, berikut langkah-langkah penerapan SEE-I menurut Dr. Jamie beserta contoh sederhananya dikutip dari berbagai sumber:
Contoh Pertama - Konsep yang akan dipahami/dijelaskan: ‘‘Belajar’’
Langkah 1. State it
Identifikasi konsep atau ide yang ingin kita komunikasikan, nyatakan konsep dengan jelas dan ringkas. Terkadang definisi “State it” adalah definisi dalam teks buku.
Contoh: Belajar adalah memperoleh pengetahuan, pemahaman, atau kemampuan.
Langkah 2. Elaborate
Menggunakan frasa seperti: “Dengan kata lain,” untuk lebih memperluas konsep kita. Kemudian jelaskan lebih detail dengan kata-kata kita sendiri.
Contoh: Dengan kata lain, belajar adalah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan tertentu. Hal ini melibatkan tingkat kemajuan yang berbeda. Proses pembelajaran terjadi melalui persepsi stres berulang yang memungkinkan jaringan saraf beradaptasi dengan input berulang. Pembelajaran yang benar adalah internalisasi dari pengetahuan yang dipelajari. Saya tahu saya telah belajar sesuatu ketika saya tidak hanya bisa mengulang informasi, tetapi ketika saya bisa menjelaskannya, menggunakannya, dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan lain.
Langkah 3. Exemplify
Menggunakan frasa seperti: “Misalnya,” untuk memberikan contoh dari konsep kita. Bisa berupa contoh orisinal yang kita ambil dari kehidupan kita sendiri atau dari lingkungan sekitar kita.
Contoh: Misalnya, seorang anak pelan-pelan belajar naik sepeda dengan dibimbing, berlatih, dan jatuh. Contoh kontra adalah pengulangan kesalahan yang sama berulang-ulang.
Langkah 4. Illustrate
Ilustrasi suatu konsep atau topik yakni memberikan gambaran untuk memperjelas pemikiran kita. Dapat berupa grafik, diagram atau peta konsep. Biasanya juga bisa berupa metafora, perumpamaan atau analogi yang menangkap maknanya.
Contoh: Belajar itu seperti spons yang menyerap cairan apa pun yang bersentuhan dengannya, namun tidak menjadi jenuh.
Contoh Kedua - Konsep yang akan dipahami/dijelaskan: ‘‘Berpikir Kritis’’
State it: Berpikir kritis adalah proses mengarahkan diri sendiri, di mana kita mengambil langkah-langkah yang disengaja untuk berpikir pada tingkat kualitas tertinggi.
Elaborate: Dengan kata lain, berpikir kritis adalah “berpikir tentang berpikir” (metakognisi) untuk membuatnya lebih baik.
Exemplify: Berpikir kritis adalah analisis, evaluasi, dan peningkatan. Misalnya, ‘analisis’ dari berpikir yakni dengan memusatkan perhatian pada bagian-bagian (atau unsur-unsur); ‘evaluasi’ dari berpikir yakni dengan berfokus pada kualitas (atau standar); adapun ‘peningkatan’ dari berpikir yakni dengan menerapkan apa yang telah dipelajari.
Contoh Ketiga - Konsep yang akan dipahami/dijelaskan: ‘‘Grammar’’
State it: Grammar adalah seperangkat aturan yang disepakati untuk
bahasa dan tanda baca dengan tujuan komunikasi yang jelas.
Elaborate: Dengan kata lain, grammar adalah cara menggunakan kata dan tanda baca agar pembaca bisa memahami artinya.
Exemplify: Misalnya, kita menggunakan grammar tidak hanya dalam makalah bahasa Inggris tetapi dalam semua komunikasi lisan dan tertulis. Ketika grammar itu benar, kita memiliki peluang yang lebih baik untuk komunikasi yang akurat.
Illustrate: Grammar ibarat seperti aturan jalan. Ketika kita semua menggunakan aturan yang sama, kita memiliki lebih sedikit kesalahan (dalam komunikasi) dan kita semua mencapai tujuan dengan aman (komunikasi yang jelas).
Menurut Gerald M Nosich dalam kutipan bukunya, Learning to think things through: A guide to critical thinking across the curriculum, ada dua aspek untuk mengklarifikasi sesuatu. Pertama adalah jelas dalam pikiran kita sendiri. Adapun yang kedua adalah berkomunikasi dengan jelas kepada orang lain, berkomunikasi sehingga mereka memahami maksud kita dengan baik. Teknik SEE-I bekerja dengan baik untuk kedua hal tersebut.
Dr. Jamie juga menambahkan bahwa SEE-I adalah cara untuk memberikan narasi yang jelas dan ringkas untuk menjelaskan konsep atau ide apa pun beserta ilustrasinya. Dengan kata lain, metode ini memungkinkan kita untuk memparafrasekan ide lebih jauh sambil memberikan contoh kuat yang mendukung konsep tersebut dan melawan contoh yang menentangnya.
Metode ini dengan jelas mengungkapkan pemahaman individu tentang suatu konsep melalui narasi dan ilustrasi yang kuat melalui penggunaan metafora atau analogi. Intinya, teknik ini memungkinkan kita terhadap cara yang mudah (dan sangat sederhana) untuk menjelaskan apa pun kepada siapa pun. Karena satu hal yang pernah saya ketahui pula bahwa orang lain tidak hanya memerlukan solusi tetapi perlu memahami bagaimana cara melakukannya.
Add a comment