Sejak didirikan di tahun 1962, Walmart (jejaring toko serba ada asal AS) telah berkembang menjadi salah satu organisasi yang terbesar yang ada di bumi dengan lebih dari 10.000 toko yang dikelola di beberapa negara. Lalu pertanyaan besarnya adalah, bagaimana cara Walmart untuk menyediakan berbagai macam barang tersebut tepat pada waktunya?
Sangat tidak mudah. Dibutuhkan koordinasi antar beragam komponen, mulai dari unit rak-rak, kontainer dan truk pengiriman, pengemudi truk dan bahkan satelit. Perlu waktu beberapa dekade untuk menyusun dan menyatukan rantai pasokan (supply chain) yang rumit ini mengingat setiap kota dan lingkungan mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada ringkasan ini, kita akan bahas, secara garis besar, susunan rantai pasokan Walmart yang tersembunyi dengan rapi dari mata pelanggannya.
Kerajaan Bisnis Walmart Dibangun di Atas Jejaring Logistik
Dari segi estetika, toko-toko Walmart memang tidak begitu sedap untuk dipandang. Sebagian besar toko yang menawarkan banyak diskon ini berbentuk kotak besar berlantai satu dengan desain bangunan yang membosankan. Namun menurut penulis, bangunan toko yang “hambar” merupakan bagian dari apa yang membuat Walmart begitu sukses. Tiap toko bukanlah sebuah outlet yang berdiri sendiri, tetapi ia bagaikan saraf pada sebuah rantai pasokan yang tersebar luas dan saling terhubung. Dan ini semua disusun demi memenuhi satu fungsi, yakni: untuk menjaga pergerakan dari barang dagangan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan logistik? Secara sederhana, logistik adalah koordinasi antara banyak pihak yang bersangkutan dan fasilitas tertentu untuk mengatur pergerakan material dari satu tempat ke tempat lain dengan memperhatikan keterbatasan waktu. Satu tujuan utama dari logistik adalah mengurangi sebanyak mungkin friksi agar material yang dibawa dapat diedarkan dengan cepat, terprediksi dan efisien tanpa adanya kemacetan (bottleneck), penumpukan, atau waktu terhenti (downtime).
Logistik adalah “jantung” dari pendekatan Walmart terhadap bisnis. Walmart berkomitmen untuk menjaga harga jual retail tetap rendah dengan memanfaatkan pengiriman bervolume besar. Pendekatan ini mewajibkan Walmart untuk memindahkan barang dari pemasok, lalu ke rak-rak toko-toko, kemudian ke keranjang belanja pelanggan dengan presisi dan kecepatan tinggi. Untuk mengoptimalkan proses logistik, Walmart juga memiliki distribution center (sebuah tempat untuk memproses barang sebelum dikirimkan ke outlet-outlet retail) yang mengatur sekitar 170 ribu meter kubik stok barang setiap 24 jamnya.
Semangat untuk mengoordinasikan dan memfasilitasi pergerakan juga tercermin dari cara kerja di tiap departemennya. Contohnya, Walmart merupakan salah satu pengadopsi awal dari sistem Universal Product Codes (UPC); kita dapat mengenali penerapan UPC dari barcode yang ditempelkan pada setiap barang. Barcode tersebut dapat membantu perusahaan untuk melacak barang apa saja yang terjual dan dimana barang itu terjual. Kemudian informasi ini digunakan untuk memetakan toko mana akan mendapatkan barang apa saja, dan seberapa banyak.
Informasi ini juga dimanfaatkan Walmart untuk mengoptimalkan peletakan dari fasilitas yang Walmart miliki di tiap kota, bahkan negara. Data UPC yang dilengkapi dengan data tambahan lain dapat memberikan saran di mana sebaiknya toko baru dan pusat distrbusi dapat dibangun, serta bagaimana seharusnya interior dan tata letak perlengkapan dari bangunan itu sendiri didesain. Tujuan utama dari semua hal ini adalah efisiensi. Inilah alasannya mengapa toko-toko Walmart selalu terletak secara strategis di dekat jalan tol dan memiliki desain bangunan yang mengutamakan utilitas, bukan keindahan.
Logistik Modern Merupakan Gabungan antara Teknologi yang Berwujud dengan Ide-Ide Abstrak mengenai Ruang dan Waktu
Ingin menyantap lobster segar untuk makan malam? Kamu tak perlu tinggal di Nova Scotia. Di mana saja kamu berada, sebuah perusahaan Bernama Clearwater siap untuk melayani anda. Beroperasi dari kantor pusat nya di Louisville International Airport, Clearwater menggunakan kontainer spesial untuk mengirimkan lobster hidup ke berbagai belahan dunia. Kirimkan saja order nya dan keinginanmu telah menggerakkan ekosistem logistik dari Clearwater secara keseluruhan. Keajaiban dari just-in-time delivery (pengiriman tepat pada waktunya) adalah contoh nyata dari logistik modern yang menunjukkan bagaimana teknologi transportasi canggih yang dipadukan dengan ide tentang kendali, keinginan, dan kecepatan telah mengubah bentuk hubungan kita dengan ruang dan waktu secara drastis.
Konsep yang rumit ini dapat dijabarkan melalui sebuah contoh. Bayangkan saja kamu membeli sesuatu dari Cina. Lalu, bagaimana cara barang itu bisa sampai di rumah mu? Pertama-tama barang itu akan dikemas dengan aman dan rapi, kemudian barang tersebut disusun ke dalam sebuah kontainer pengiriman, lalu kontainer dimasukkan ke dalam sebuah kapal kargo yang berlayar menyeberangi lautan menuju ke negara di mana kamu tinggal. Instrumen dan fasilitas tersebut merupakan teknologi yang memiliki wujud dari logistik.
Akan tetapi, terdapat elemen-elemen tersembunyi lain yang ikut bekerja. Untuk mengoordinasikan pergerakan barangmu secara efisien, elemen ruang dan waktu harus diterjemahkan menjadi sesuatu yang terukur dan abstrak yang bisa diraih dengan memanfaatkan teknologi seperti jam dan peta. Peralatan tersebut menguantifikasi waktu dan ruang menjadi satuan yang dapat diukur seperti detik, menit dan jam serta garis bujur dan garis lintang. Barangmu juga diterjemahkan menjadi sesuatu yang abstrak dengan ditempelkannya barcode yang akan dipindai pada setiap tahap. Penerjemahan barang menjadi data ini memungkinkan pergerakan barang untuk dapat dilacak seiring dengan perpindahannya melalui ruang dan waktu.
Dengan melakukan abstraksi atas pergerakan fisik dari proses pengiriman barang menjadi data memungkinkan kita untuk menetapkan kategori seperti kecepatan (speed), keandalan (reliability), dan efisiensi. Dengan kemampuan komputasi dari komputer yang makin meningkat, kita telah menerjemahkan berbagai elemen dari dunia menjadi aliran data abstrak. Bahkan aktivitas sehari-hari mu merupakan bagian dari sistem sociotechnical ini. Kamu akan berpikir secara logistik setiap kali kamu memeriksa jadwal transportasi umum atau menjadwalkan tanggal untuk kopi darat. Praktik-praktik logistik telah menjadi sesuatu yang normal dalam kehidupan modern hingga kita tak begitu merasakan keberadaannya, dan baru menyadari pentingnya aspek logistik ketika mereka berhenti berfungsi. Contohnya, kamu hanya akan memperhatikan betapa kompleks nya sistem transportasi ketika kereta yang akan kamu akan tumpangi datang terlambat.
Karena teknologi dan praktik-praktik logistik begitu penting dalam kehidupan masa kini, memiliki kemampuan untuk mengendalikan mereka merupakan sumber kekuatan yang besar. Inilah alasannya mengapa pemerintah, pihak militer, dan bahkan perusahaan seperti Walmart selalu berkompetisi untuk mencapai supremasi logistik.
Walmart Memanfaatkan Arsitektur untuk Mengoptimalkan Efisiensi
Walaupun memiliki beribu-ribu toko yang tersebar diberbagai lokasi, desain interior dari outlet Walmart memiliki standar ketat yang harus dipenuhi. Ya, demi menjaga agar biaya tetap rendah, Walmart tak mau mengeluarkan banyak uang untuk memperindah sisi estetika dari bangunan toko. Alih-alih, Walmart hanya memperhatikan fungsionalitas dari bangunan itu sendiri dengan fokus pada satu tujuan, yakni: untuk memaksimalkan “throughput” (tingkat kecepatan pergerakan barang dari belakang, saat pertama kali masuk ke toko, menuju ke depan, saat barang laku terjual).
Terdapat dua cara Walmart memaksimalkan throughput. Pertama, Walmart memanfaatkan sebagian besar ruang dari toko untuk memajang barang dagangan (merchandise display). Toserba tradisional biasanya membagi luas ruangannya secara seimbang antara area belanja dengan area penyimpanan (storage area). Sebaliknya, Walmart hanya menggunakan 25% dari luas bangunan sebagai tempat penyimpanan, 75% sisanya digunakan untuk memajang barang dagangan agar pelanggan bisa mencari barang-barang yang mereka butuhkan.
Kedua, toko-toko Walmart didesain agar dapat menerima aliran pengiriman barang secara konstan. Walmart sangat teliti dalam melacak jumlah stok barang pada tiap tokonya, sehingga tiap toko dapat menerima pengiriman barang baru tepat pada saat stok barang lama akan habis, bukan pada saat stok barang masih banyak atau telah habis. Dengan begitu, barang- barang bisa dipindahkan dari truk menuju ke rak-rak toko tanpa adanya downtime (waktu terhenti). Barang yang ada di toko pun selalu baru dan segar karena tak ada barang yang disimpan dalam waktu yang lama. Klik di sini untuk melihat robot yang dimanfaatkan Walmart untuk memeriksa persediaan barang di rak.
Karena sebagian besar toko-toko Walmart didesain untuk memfasilitasi pergerakan barang dagangan, tampilan dari bangunan merupakan hal kedua. Bahkan, Walmart memanfaatkan serangkaian skema pembangunan yang dapat digunakan kembali dan telah didesain sebelumnya yang mereka sebut dengan “prototype”.
Ketika Walmart membangun sebuah toko baru, arsitek bangunannya dapat dengan mudah memilih prototype yang sesuai dengan lokasi dan membuat perubahan-perubahan kecil untuk memenuhi standar komunitas yang ada di wilayah tersebut. Bahkan Walmart telah menciptakan 8 gaya eksterior yang telah didesain sebelumnya yang siap digunakan untuk memenuhi persyaratan pemerintah lokal, seperti prototypeMain Street, Alpine, Industrial, Coastal, Ranch, dan Colonial. Seperti yang pernah dikatakan oleh Sam Walton, sang pendiri Walmart, “We just started repeating what worked, stamping out stores cookie-cutter style. The only decision we had to make was what size format to put in what market (Kami hanya mengulangi hal-hal yang bekerja dengan baik, membangun toko layaknya memilih cookie-cutter yang diperlukan. Sehingga satu-satunya keputusan yang perlu kami buat hanyalah format ukuran mana yang bisa diterapkan pada pasar tertentu)”.
Walmart Memilih Lokasi Toko Berdasarkan Kalkulasi yang Rasional
Di tahun 1975, sebuah pesawat baling-baling Cessna kecil terbang menjelajahi wilayah rural Arkansas. Di dalam pesawat, Sam Walton CEO Walmart sedang mengamati lanskap daerah Arkansas sambil menuliskan beberapa catatan mengenai jaringan jalan tol dan lingkungan daerah yang ada di bawahnya. Dengan pengamatan dari atas, Walton dapat melihat potensi lokasi baru untuk pembangunan toko Walmart selanjutnya. Sejak didirikan, Walmart telah bertumbuh secara eksponensial. Hanya dalam beberapa dekade saja, lebih dari 10.000 toko telah dibuka. Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ini, perusahaan harus berpikir secara strategis dan memperhatikan sisi logistik tiap kali lokasi baru akan dipilih.
Walmart memulai operasi pertamanya di Bentonville, Arkansas di tahun 1962. Dari lokasi awal, Walmart telah mengikuti pola lingkaran konsentris dalam mengatur pengembangan lokasi selanjutnya; bagaimana maksudnya? Agar aliran barang dapat berjalan lancar, semua toko baru harus dibangun dalam radius yang masih dapat dijangkau oleh distribution center. Setelah kapasitas dari satu distribution center telah terpenuhi, Walmart membangun distribution center baru yang jaraknya agak sedikit lebih jauh dari yang sebelumnya. Begitu seterusnya. Sebagian besar pemindahan barang dilakukan menggunakan truk kargo; maka dari itu, sering kali pengembangan distribution center dan toko-toko di sekitarnya mengikuti jejaring jalan tol antar negara bagian. Walmart dapat ditemukan di sepanjang tol dalam jarak yang terukur.
Titik tepat dari lokasi di mana toko baru Walmart akan didirikan didasarkan pada tingkat pengembalian tertinggi terhadap uang yang diinvestasikan (yield the highest return on investment). Dalam menilai lokasi-lokasi yang berpotensi, faktor yang dipertimbangkan di antaranya adalah: tingkat lalu lintas kendaraan, demografi pendapatan, prediksi tingkat pertumbuhan penduduk, dan lain sebagainya. Di tahun 1984, Walmart bahkan meluncurkan sebuah jaringan satelit geosynchronous pribadi untuk membantu mengumpulkan data ini. Bagi manajemen Walmart, angka dari faktor-faktor di atas yang disusun dalam dokumen spreadsheet merupakan hal vital untuk membuat keputusan berinvestasi.
Walmart juga mempunyai caranya sendiri untuk memperkecil jumlah investasti pada lokasi tertentu. Dari pada membangun toko tepat di dalam kota, terkadang Walmart memilih wilayah- wilayah yang berada sedikit di luar batas kota (just beyond municipal boundaries). Manuver ini memungkinkan Walmart untuk menghindari pembayaran pajak yang lebih besar yang dapat memotong keuntungan; namun di saat yang sama, mereka masih dapat melayani pelanggan yang bertempat tinggal di dalam kota.
Distribution Centers Didesain untuk Memperlakukan Pekerja sebagai Bagian dari Mesin Otomatis Raksasa
Server-server komputer yang dimiliki Walmart memproses kurang lebih 20 juta transaksi penjualan setiap harinya. Aliran data yang masif ini dapat digunakan untuk memprediksi dan mengoptimalkan alokasi barang dagangan yang ada di seluruh toko-toko Walmart. Akan tetapi, tetap saja model distribusi barang yang diciptakan oleh algoritma ini perlu diterjemahkan secara fisik ke dalam kegiatan operasional dengan bantuan manusia. Ya, pada dasarnya algoritma Walmart dapat memutuskan kemana seharusnya barang-barang dikirim atau diarahkan, tetapi manusia adalah pihak yang dapat memindahkan kotak-kotak tersebut.
Sebuah distribution center mampu menampung berjuta-juta barang. Agar keuntungan dapat dimaksimalkan, perusahaan harus menjamin bahwa tiap barang dapat sampai di toko yang tepat, pada waktu yang tepat pula. Menyerahkan tugas penyortiran dan pengiriman kepada robot akan memakan biaya yang begitu besar; maka dari itu, tugas ini dilimpahkan kepada sekelompok pekerja manusia yang dikenal sebagai “pickers”.
Manusia memiliki ketangkasan alami yang dibutuhkan untuk mengambil dan mengemas barang dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Walaupun begitu, dari mata manajemen, tetap saja manusia sangat rentan untuk berbuat salah yang dapat mengakibatkan inefisiensi. Untuk mengantisipasi hal ini, perusahaan mencoba untuk mengatur ketepatan kerja mereka, layaknya robot, dengan menggunakan Voice-Directed Picking System (Sistem Pemilihan Barang yang Diarahkan oleh Suara) bernama The Jennifer VoicePlus.
Sistem tersebut terdiri dari wearable scanner (pemindai yang dapat dikenakan) dan headset (perangkat kepala) yang dapat memberikan instruksi hasil olahan database Walmart kepada para picker secara langsung. Jennifer, dengan suara robotnya, memberi tahu pekerja kemana tujuan mereka dan apa yang harus diambil. Semua tindakan dari pekerja diarahkan, dimonitor, dan dikendalikan. Dengan begitu, pegawai manusia hanyalah perpanjangan “tangan” dari software perusahaan.
Terkadang, tubuh dari pekerja juga dilengkapi dengan sedikit bantuan robot. Inilah yang terjadi saat man-on-board automated storage and retrieval system (ASRS) diterapkan. Dengan ASRS, karyawan dapat duduk di sebuah crane mekanik yang secara otomatis menggerakkan karyawan dari satu rak ke rak lain berdasarkan perintah software. Saat manusia, robot dan software bekerja sama membangun kekuatan, maka garis antara manusia dan non-manusia semakin buram. Manusia hanya lah memainkan sebagian peran dari jejaring logistic Walmart yang besar.
Vendorville: Sebuah Perkotaan yang Diciptakan Walmart
Korporasi besar cenderung menempatkan kantor pusatnya di kota-kota dunia yang ramai seperti New York, London, atau Tokyo. Tapi tidak dengan Walmart. Semenjak didirikan pertama kali di Bentonville Arkansas, mereka tak memindahkan kantor pusatnya ke kota besar lain. Apa alasannya?
Pertama, jika Walmart memusatkan operasinya di kota besar, maka perusahaan perlu berusaha lebih untuk mengintegrasikan seluruh infrastrukturnya kepada struktur kota yang mungkin saja tak sesuai dengan cara kerja Walmart dan juga memiliki luas tanah yang terbatas. Berbeda dengan Bentonville yang populasi penduduknya masih jarang dan tidak pernah benar-benar memiliki pusat kota yang sibuk; Bentonville menawarkan lebih banyak kebebasan bagi Walmart untuk membangun kantor pusatnya. Di sana Walmart membangun kompleks perkantoran yang besar, pusat distribusi (distribution centers), data facilities, dan sebuah museum berkelas dunia.
Kota Bentonville yang “terisolasi” serta pengaruh yang dibawa oleh Walmart menciptakan dinamika yang menarik. Misalkan, perusahaan manapun yang ingin bermitra dengan Walmart harus mendirikan kantor lokal di area tersebut. Perusahaan seperti Proctor and Gamble, Clorox, dan Viacom semuanya memiliki kantor cabang di Bentonville yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Walmart. Peraturan ini menghasilkan sebuah bentuk perkotaan unik yang disebut dengan “vendorville”. Pembangunan ini nampak seperti lingkungan perumahan, akan tetapi ini sebenarnya adalah pos terdepan dari perusahaan-perusahaan yang bergantung pada bisnis yang dijalankan Walmart.
Verdorvilles juga berfungsi layaknya rumah bagi banyak eksekutif bisnis berposisi tinggi dari perusahaan di Amerika, maupun dunia. Ini berarti sebagian kecil dari populasi Bentonville terdiri dari kelas manajerial dengan pendapatan tinggi. Dengan banyaknya tanah kosong yang tersedia, tanah-tanah di situ bagaikan kanvas kosong yang siap dibangun demi memenuhi gaya hidup mereka. Kini, lanskap kota ini diisi dengan fasilitas mewah, hotel-hotel kelas dunia, dan pusat perbelanjaan mewah. Walmart juga telah sukses melobi pemerintah setempat untuk melakukan ekstensi interstate 40 dan membangun sebuah bandara baru untuk menghubungkan kantor pusat Walmart dengan ekonomi global secara lebih efisien.
Hal menakjubkan lain dari keberadaan Walmart adalah pembangunan Crystal Bridges Museum of American Art yang didirikan oleh ahli waris Walmart, Alice Walton, dan didesain oleh arsitek ternama Moshe Safdie. Museum unik ini memiliki koleksi seni yang menakjubkan dengan miliar dolar uang yang disumbangkan. Lokasinya yang tak biasa, di daerah pedesaan Ozarks, menampakkan kekuasaan dan pengaruh budaya yang dimiki oleh Walmart. Bentonville akan berkembang seiring dengan perkembangan Walmart. Walmart akan mengubah wajah Bentonville sebagai Ibu Kota logistik bagi dunia.
Dunia yang Dibangun Menggunakan Prinsip Logistik Mungkin saja tak Bisa Mendatangkan Kebahagiaan Jangka Panjang
Pada gudang-gudang tradisional, untuk mendapatkan barang yang kamu inginkan, kamu harus mencarinya secara fisik. Tidak kah akan lebih baik jika barang-barang ini datang menghampiri kita secara otomatis saat dibutuhkan? Kurang lebih beginilah cara kerja pusat distribusi yang dikendalikan oleh Amazon Robotics. Dalam fasilitas ini, sebuah sistem unit penggerak robotik (robotic drive units) dikendalikan oleh algoritma untuk mengatur urutan rak-rak secara terus menerus. Prinsip yang dianut dalam sistem ini adalah: barang yang paling sering dipesan akan ditempatkan pada lokasi yang paling mudah dan cepat untuk diakses. Di dalam warehouse Amazon, lanskap dari gudang terus diperbarui untuk merefleksikan apa yang diinginkan pelanggan di saat ini juga. Klik di sini untuk melihat cara kerja gudang Amazon. Seiring dengan bertambah tangguhnya perusahaan seperti Walmart dan Amazon, dunia luar juga seperti ditata ulang untuk mengikuti logika ini. Namun apakah ini yang benar-benar kita inginkan?
Para peneliti yang mempelajari tentang emosi sering kali membedakan antara basic happiness (perasaan senang sesaat) dan eudaimonia (rasa kepuasan batin yang dicapai dengan menjalani hidup dengan tujuan dan mampu memenuhi potensi dirinya).
Penulis berpendapat bahwa Walmart dan Amazon yang dapat memenuhi keinginan kita dalam waktu singkat tidak selalu berdampak baik untuk kita secara emosional. Jika kita terus memberi ruang bagi Walmart dan Amazon untuk mendominasi tata kota dan bagaimana masyarakat kita berfungsi, kita mungkin akan menciptakan dunia yang tak bisa memberikan manfaat bagi sesama manusia secara jangka panjang. Kita harus memikirkan sisi manusia dari setiap kebijakan dan keputusan yang kita buat.
Add a comment