Di awal tahun 1990-an, setelah era perang dingin antara AS dan Uni Soviet mereda, seorang ilmuwan politik bernama Francis Fukuyama muncul dengan sebuah teori yang tidak biasa. Dia percaya bahwa konsep tentang sejarah yang selama ini kita kenal akan berakhir. Mengingat Uni Soviet telah dikalahkan dari segi ekonomi dan politik, ideologi demokrasi liberal, yang saat itu dianut oleh sebagian besar negara barat, akan menyebar ke seluruh dunia, membawa kebebasan dan kekayaan kepada seluruh bangsa sehingga tiap orang dapat hidup bahagia selama-lamanya. Iya bukan?
Namun ternyata, teori Fukuyama tak terwujud dalam kehidupan nyata. Bahkan semenjak perang dingin berakhir, otoritarianisme mulai muncul kembali dengan bentuk barunya, yakni: kepercayaan yang menyatakan bahwa kemakmuran hanya dapat diraih melalui tangan dari figur politik yang kuat dengan jangkauan kekuasaan yang luas. Ini merupakan sebuah kepercayaan yang cukup berbahaya karena biasanya kepemimpinan yang otoriter tak segan untuk melakukan opresi. Ketika terdapat opini berbeda yang disuarakan, orang yang bersuara akan dibungkam sehingga kebebasan itu dibatasi dan manusia tak dapat bergerak maju dalam kondisi tersebut. Ini adalah secuil pelajaran yang kita bisa ambil dari sejarah Rezim Uni Soviet dan Nazi Jerman sebagai dua peristiwa dalam sejarah dunia yang cukup dikenal.
Ketika George Orwell menuliskan novel distopia nya yang berjudul 1984 di ujung tahun 1940- an, dunia masih dalam proses untuk mengungkap rahasia di balik dua sistem sosial yang opresif ini. Yang membuat tulisan beliau begitu spesial adalah unsur-unsur spekulatif yang ditaburkannya mampu menggambarkan mekanisme opresi dan kekuatan politik yang terjadi di saat ini dengan sangat akurat. Jadi, jika kalian ingin memahami mengapa otoritarianisme dapat menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan masyarakat, mari baca kelanjutan ringkasan ini kawan!
Winston Smith: Seseorang yang Hidup dalam Ketaatan sekaligus Pemberontakan
Di tahun 1984, Winston Smith tinggal di London. Namun, London pada buku ini tak seperti Kota London yang kita ketahui. London merupakan bagian dari sebuah negara super (superstate) yang dikenal dengan Oceania, yang di dalamnya juga termasuk negara-negara seperti Britania Raya, Amerika dan Australia. Negara yang dulu dikenal dengan Inggris, kini disebut dengan Airstrip One. Winston menghabiskan hari-harinya bekerja untuk Ingsoc, yang merupakan singkatan dari English Socialism dan merupakan partai penguasa di Oceania. Saking besarnya partai ini membuat orang menyebutnya dengan “The Party”. Satu hal lagi, jangan sampai kamu tertipu dengan kata sosialisme yang menempel pada nama partai karena mereka condong menganut kepemimpinan dengan gaya totalitarianisme.
Salah satu alat yang digunakan partai untuk menaruh kendali atas masyarakat adalah pengawasan (surveillance). Saat Winston berjalan pulang ke apartemennya, poster-poster yang betuliskan “BIG BROTHER IS WATCHING YOU! (Sudara Tua Sedang Mengawasi Mu!)” menempel di berbagai sudut kota. Big brother yang dimaksud di poster adalah pemimpin dari Oceania. Pada poster, dia digambarkan sebagai seseorang berkumis yang tampan dan matang. Gambar matanya pada poster seakan mengikuti setiap gerak-gerik yang kamu lakukan. Mengerikannya lagi, kata-kata dalam poster itu bukanlah sekedar propaganda. Di sebagian besar rumah dan tempat-tempat umum, terdapat sebuah telescreen - sebuah perangkat dua arah yang menayangkan program-program yang disetujui oleh negara selama seharian penuh dan tak dapat dimatikan, selain itu alat tersebut juga mampu mengawasi setiap pergerakanmu. Beruntungnya, di apartemen Winston terdapat sebuah ceruk di mana dia dapat menghindar dari pengawasan telescreen. Di ceruk kecil inilah Winston mulai menuliskan catatan harian rahasianya.
Dengan bantuan dari tulisan di diary nya, pembaca mulai memahami bagaimana tak sehat dan tak bahagia nya Winston. Makanan merupakan sesuatu yang langka. Pakaian dan pisau cukur sulit sekali untuk ditemukan. Nampaknya Winston berusaha untuk bertahan hidup hanya dengan roti busuk dan gin yang tak layak minum. Dia sungguh merasa berkecamuk tentang posisinya sebagai Outer Circle. Oh iya, di Oceania terdapat 3 kelas masyarakat. Yang menempati posisi puncak disebut dengan Inner Circle (diisi oleh orang-orang berkuasa yang menjabat di kementerian pemerintahan). Masyarakat kelas kedua disebut dengan Outer Circle, yang diisi oleh orang-orang seperti Winston, yang bekerja sebagai staf birokratis di lembaga kementerian negara. Masyrakat kelas paling bawah mempunyai julukan The Proles yang menggunakan tenaga dan otot (manual labor jobs) untuk bekerja, seperti di tambang-tambang.
Setiap orang, tak terkecuali golongan Outer Circle dan The Proles, diminta untuk menyaksikan propaganda agresif setiap harinya, seperti Daily Two Minutes Hate. Melalui propaganda ini pemerintah mencoba menyulut amarah rakyat terhadap “musuh negara”, entah itu mereka yang telah mengkhianati partai atau orang-orang asing berbahaya.
Sementara itu, Winston bekerja di bawah Kementerian Kebenaran (Ministry of Truth), yang mana pekerjaan utamanya menulis ulang sejarah. Dia melakukannya dengan cara mencari-cari dokumen dari masa lalu dan mengubah isinya agar peristiwa di dalamnya sesuai dengan keputusan Partai Ingsoc terkait apa yang “sebenarnya” terjadi. Di samping Ministry of Truth, ada juga Kementerian Kedamaian (Ministry of Peace) yang berurusan dengan peperangan yang masih terjadi antara Oceania dan dua negara super lainnya, yakni Eurasia dan Eastasia. Kemudian ada Kementerian Kemakmuran (Ministry of Plenty) yang mengurusi tentang makanan, barang-barang, dan industri. Lembaga pemerintah terakhir adalah Kementerian Cinta (Ministry of Love) yang mengendalikan pengawasan terhadap rakyat (surveillance of the people), proses interogasi serta penyiksaan terhadap siapapun yang dipercaya telah melakukan tindak pidana toughtcrimes (kejahatan pikiran).
Konsep dari thoughtcrimes inilah yang menjadi alasan mengapa Winston harus selalu waspada terhadap telescreen yang selalu mengawasi setiap tindakan diri nya. Pengawasan di Oceania telah sampai pada titik di mana ekspresi wajah, atau mengigau di waktu tidur, dapat memicu penangkapan seseorang oleh Thought Police karena telah memiliki pemikiran yang menyimpang terhadap pemerintahan. Jika ini sampai terjadi, kamu akan segera “diuapkan” – semua jejak-jejak keberadaan mu akan dihapuskan dari sejarah. Seluruh kementerian pemerintahan juga mencerminkan slogan utama Ingsoc, yakni: Peperangan adalah Kedamaian, Kebebasan adalah Perbudakan, dan Ketakpedulian adalah Kekuatan.
ANALISIS
Ada banyak hal yang bisa digali dari bab-bab awal di buku 1984. Kita pada dasarnya disuguhi dengan fondasi-fondasi dari negara otoriter yang ekstrem; tiga dari alat utama yang digunakan partai Ingsoc adalah pengawasan, paparan propaganda terhadap rakyat yang dilakukan secara konstan, dan mengubah fakta dalam buku sejarah secara terus menerus. Dengan alat-alat ini, partai dapat mengendalikan narasi atas setiap hal yang terjadi di Oceania dengan tegas, menjaga semua orang dalam tekanan psikologis secara konstan, dan memaksa rakyat untuk hanya memiliki satu sudut pandang yakni sudut pandang pemerintah. Ini tercermin pada dimonitornya setiap ekspresi dan reaksi dari seseorang saat mengikuti kegiatan Daily Two Minutes Hate. Jika kamu tak mencemooh dan mengutuk musuh dengan cara yang benar, kamu akan dicurigai telah melakukan tindak pidana toughtcrimes.
Melalu Winston, kita dapat melihat keefektifan sekaligus keterbatasan dari alat-alat tersebut. Winston mengakui bahwa dia merasa gusar terhadap musuh negara ketika ia dipaparkan dengan propaganda kebencian, seakan ia kehilangan kendali atas dirinya. Di sisi lain, propaganda yang membentuk kepercayaan dirinya terhadap pemerintah luntur akibat pengawasan yang opresif dan sadarnya dia tentang “ditulis ulang” nya sejarah sehingga tak sesuai dengan fakta demi memenuhi kepentingan partai Ingsoc. Jika mereka berbohong atas satu hal, tak mungkin bisa disangkal jika mereka melakukan kebohongan atas banyak hal. Apakah Oceania memang sedang berperang dengan negara lain? Apakah sosok Big Brother itu memang ada, atau kah dia hanya wajah pada sebuah poster? Winston hidup dalam ketaatan dari luar, namun jiwanya ingin sekali memberontak.
Julia: Sebuah Alasan untuk Hidup
Maklum jika Winston merasa paranoid, karena ada banyak kejadian di mana tetangga dan anggota keluarga melaporkan perilaku mencurigakan antara satu sama lain. Ketika Winston membeli buku diary nya di sebuah toko barang antik di distrik Prole, ia tahu bahwa ia sedang menempatkan dirinya dalam bahaya besar.
Winston merasa pergerakannya diawasi oleh Julia beberapa kali di jam-jam kerja hingga membuat Winston berprasangka bahwa Julia adalah seorang mata-mata. Dugaan Winston semakin kuat ketika Julia muncul pada waktu-waktu yang tidak tepat. Di satu hari, Winston berjalan tanpa tujuan di jalanan distrik Prole, lalu berhenti di sebuah pub, dan berujung kembali ke toko barang antik di mana ia membeli buku diary. Perilaku Winston ini dapat dinilai mencurigakan karena ia melakukannya di saat perkumpulan Outer Party sedang berlangsung; ia sebenarnya sedang menghindari perkumpulan tersebut. Saat Winston melangkah meninggalkan toko, Julia kembali ada di sana, berjalan berpapasan dengannya. “Dia pasti bekerja untuk Thought Police” begitu gumam Winston.
Anehnya di lain waktu saat mereka berpapasan di kantor, Julia menyelipkan sebuah catatan kecil di tangannya. Di catatan itu hanya tertulis “Aku cinta kamu”. Ternyata benar saja. Walaupun Winston berusia lebih tua dan kondisi kesehatannya buruk, Julia benar-benar mencintainya, dan Winston berujung jatuh cinta padanya. Pertemuan rahasia mereka yang pertama berlangsung di sebuah ruang tak terpakai di atas toko barang unik di mana Winston membeli buku diary; ruangan tua ini dihiasi dengan sebuah oasis yang mengagumkan. Penjaga toko pun tak sungkan untuk menerima uang dari Winston dan mengizinkan mereka berdua menggunakan ruangan tersebut.
Keberadaan Julia memberikan kita perspektif lain tentang kehidupan di Oceania. Seperti Winston, dia bekerja di Ministry of Truth dan menyadari tentang kebohongan yang dilakukan oleh partai. Namun tak seperti Winston, dia tak begitu peduli. Dia telah menemukan cara untuk tak mengambil pusing pekerjaannya dan berjuang untuk merasakan momen-momen kebahagiaan kecil dengan menghindari pengawasan pemerintah secara jeli. Julia belum menemukan alasan mengapa ia harus khawatir dengan apa yang partai lakukan atau mengapa masyarakat berfungsi sedemikian rupa.
Meskipun Julia bersikap apatis terhadap sikap totalitarianisme pemerintah, Winston semakin terpicu untuk melakukan sesuatu. Sejak bertemu dengan Julia, dia menjadi semakin sehat, lebih berenergi, dan lebih optimis akan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang (tak hanya bagi dirinya, namun untuk generasi penerus juga). Satu hal yang memberinya harapan adalah rumor tentang The Brotherhood, sebuah kelompok perlawanan yang bergerak menentang partai Ingsoc. Selain itu, Winston juga menangkap adanya tanda-tanda keselarasan misi antara dirinya dengan O’Brien – rekan kerja nya yang tergabung dalam Inner Circle. O’Brien bertugas untuk menciptakan sebuah kamus baru untuk sebuah bahasa baru bernama Newspeak; bahasa ini akan memperkuat kemampuan partai untuk membatasi pemikiran yang tak diinginkan dari rakyat.
Winston yakin bahwa O’Brien adalah anggota dari The Resistance dan berusaha meyakinkan Julia untuk bertemu dengannya. Benar saja, O’Brien mengonfirmasi kecurigaan Winston dan menyambutnya di The Brotherhood. Dia bahkan memberi Winston sebuah buku yang dulu dituliskan oleh pemimpin dari The Resistance, mantan anggota partai Ingsoc, bernama Emmanuel Goldstein. Dengan buku yang berharga ini, Winston mulai memahami gambaran besarnya. Buku tersebut menjabarkan seluruh “resep” dan langkah untuk menciptakan sebuah negara totaliter dengan cara mengukuhkan kekuatan pada sedikit tangan penguasa saja. Buku juga menjelaskan bahwa pada tahun 1940-an, kebangkitan ekonomi akibat peristiwa revolusi industri sebenarnya sangat mungkin untuk mewujudkan dunia yang bebas dari kelaparan dan kemiskinan; mimpi-mimpi dari pengikut sosialisme utopis sejati bisa saja terwujud. Namun itu semua tidak terjadi. Alih-alih yang kita lihat adalah kebangkitan dari Stalinist Russia dan Rezim Nazi di Jerman.
Dengan manusia yang tak pernah puas akan nafsu berkuasanya, partai Ingsoc merupakan jalan terbaik untuk mempertahankan kekuasaan tersebut. Bahkan, tiga superstate dalam kisah ini menerapkan sistem sosial dan pemerintahan yang mirip. Mereka dapat memenuhi semua kebutuhan secara mandiri, namun mereka terus menerus bertarung untuk memperebutkan potongan-potongan tanah kecil yang sebenarnya tidak begitu berarti. Tak ada satu pun yang menang, ataupun kalah. Namun peperangan yang tidak ada akhirnya ini dapat menjaga “kestabilan” di dalam negara karena rakyat begitu fokus dan termotivasi atas peperangan. Mereka menumpahkan kemarahannya terhadap musuh.
Sewaktu mereka membaca buku ini di ruangan atas toko barang antik, Winston menjadi semakin yakin bahwa Goldstein (pendiri The Resistance) mengincar satu titik kelemahan besar dalam desain pemerintahan Oceania. Apa itu? Kaum The Proles yang jumlah nya jauh lebih besar dibandingkan Inner dan Outer Circles sangat mungkin untuk bangkit bersama dan menggulingkan partai Ingsoc. Namun sebelum mereka selesai membaca semua info yang ada di buku, mereka tertidur. Lalu tak lama setelahnya, persembunyian mereka pun terbongkar. Ternyata selama ini terdapat sebuah telescreen yang tersembunyi di balik sebuah gambar yang menggantung di dinding. Dan ternyata Mr. Charrington bukanlah seorang penjaga toko barang antik. Dia adalah seorang anggota Thought Police berpangkat tinggi. Winston dan Julia pun dibawa ke gedung Ministry of Love layaknya pelaku kriminal.
ANALISIS
Pada bagian ini, kita diajak untuk menyelami lebih dalam tentang konflik internal yang terjadi pada Winston. Awalnya, Winston adalah seseorang yang dingin dan penuh curiga terhadap orang lain. Namun ketika ia bertemu dengan Julia, dunia nya tiba-tiba saja terbuka. Cinta memasuki kehidupannya dan mengubahnya. Cinta memberinya harapan, dan Winston pun lebih berani mengambil kesempatan. Keduanya mengakui bahwa menyewa ruangan di toko barang antik dan mendekati O’Brien merupakan sesuatu yang sangat berbahaya, namun mereka tetap saja melakukannya. Winston tak lagi bisa menjalani hari-harinya di Oceania secara pasif seperti sebelumnya. Cinta menginspirasi nya sekaligus membawanya ke malapetaka.
Berkat buku Goldstein, kita mengetahui sejarah tentang bagaimana Oceania dan Ingsoc terbentuk. Yang membuat kita merinding adalah bagaimana penjelasan pada buku terdengar begitu rasional sekaligus pesimistis. Buku berpendapat bahwa aspek manusia yang lebih “gelap”, lebih serakah, lebih rasis dan nasionalistis merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari; dan otoritarianisme mungkin merupakan gaya pemerintahan yang dihasilkan dari aspek “gelap” yang dibawa oleh manusia.
Contohnya, saat kita memiliki teknologi yang mampu melakukan pengawasan secara konstan, hanyalah masalah waktu sebelum teknologi ini digunakan untuk mengonsolidasikan dan menjaga kekuasaan (mencegah masyarakat kelas bawah menjadi ancaman yang nyata). Kita juga diberi tahu bahwa homogenitas budaya merupakan salah satu hal utama yang dibutuhkan untuk menjaga “ketertiban”. Dengan peperangan yang berlangsung tanpa henti, perbatasan harus dijaga dengan sangat ketat. Negara pun didorong untuk menjelekkan dan tidak memperlakukan seseorang sebagai manusia yang bermartabat saat orang tersebut berperilaku “menyimpang” dari “aturan negara”. Winston juga belajar bahwa pergerakan manusia secara bebas dari satu negara ke negara lain tak akan pernah diperbolehkan. Kebencian adalah sikap yang harus diajarkan, bukan penerimaan (acceptance), agar sistem ini tetap bisa bekerja.
O’Brien: Rapuhnya Cinta
Winston dipisahkan dari Julia dan dipenjara di salah satu tahanan Ministry of Love. Sekarang, kita telah memasuki bagian terkelam dari buku 1984. Sebelum Julia dan Winston ditangkap, mereka percaya bahwa tak peduli apapun yang Thought Police lakukan terhadap mereka, mereka tak akan pernah mengkhianati satu sama lain. Polisi mungkin dapat menyiksa tubuh mereka, tapi apa yang ada di pikiran mereka tak akan pernah tersentuh. Namun ternyata The Ministry of Love benar-benar mahir untuk membuat seseorang rapuh, baik dari segi fisik maupun mental. Mengejutkannya lagi, O’Brien juga ikut berperan dalam proses penyiksaan terhadap Winston. Padahal awalnya Winston berharap bahwa O’Brien lah seseorang yang dapat menyelamatkan nya dari semua ini. Di situ Winston sadar bahwa Goldstein bukanlah sang penulis buku perlawanan; semua itu dituliskan oleh O’Brien dan anggota Inner Circles lainnya.
Sambil menyiksa Winston dengan kejamnya, O’Brien mempunyai satu tujuan utama, yakni ia ingin memicu Winston untuk melihat “kesalahan” dalam caranya menjalani hidup. Dia ingin Winston mulai berpikir dan bersikap layaknya seorang anggota partai Ingsoc yang taat. Agar pemahaman ini dapat benar-benar dapat tertanam, Winston perlu merangkul sebuah konsep yang bernama Doublethink yang merupakan landasan dari filosofi partai. Konsep utama dari Doublethink ini adalah memaksa seseorang untuk tak hanya setuju dengan “kebenaran yang baru”, tetapi pengikutnya juga dituntut untuk menolak kepercayaan yang ia anut sebelumnya. Mungkin contoh terbaiknya adalah fakta bahwa 2 + 2 = 4; sebelumnya, Winston percaya bahwa itu adalah kebenaran sejati yang tak akan pernah berubah. Dengan filosofi Doublethink, jika partai memberi tahumu bahwa 2 + 2 = 5, maka kamu harus setuju dengan “fakta” itu dan percaya bahwa dua ditambah dua tidak pernah sama dengan empat.
Dengan kata lain, Doublethink ingin membuktikan bahwa kebenaran hanyalah apa yang kita percaya dan tidak lebih dari itu. Pengalaman hidup mungkin memberi tahu pancaindra mu bahwa hukum gravitasi adalah sesuatu yang nyata, tetapi jika partai Ingsoc mengatakan bahwa gravitasi adalah kebohongan, maka kamu akan menerima “kebenaran baru” ini dan melupakan bahwa gravitasi adalah sesuatu yang pernah dibuktikan secara ilmiah. Dari situ Winston belajar bahwa Doublethink memungkinkan dirinya untuk melepaskan diri dari sejarah dan mengubur dalam-dalam ide-ide “berbahaya” yang pernah dipelajarinya di masa lalu, seperti ekualitas dan keadilan.
Winston benar-benar berjuang keras untuk melindungi dirinya dari cekokan filosofi Doublethink ini. Namun akhirnya ia tak mampu. Winston menyerah. Dia memahami logika di balik Doublethink yang mana setiap kita menciptakan realitas kita masing-masing; bahwa kebenaran (“the truth”) adalah apapun yang kita percayai sebagai kebenaran. Dan terakhir, saat dia dihadapkan dengan ketakutan terbesarnya, tikus besar yang lapar, Winston mencoba untuk menyelamatkan dirinya dengan mengkhianati Julia.
Di ujung cerita, karena mereka berdua memutuskan untuk mengikuti kehendak dari O’Brien, akhirnya mereka pun dilepaskan. Mereka sempat bertemu secara singkat di jalanan London dan mengakui bahwa mereka telah mengkhianati satu sama lain. Tak lama setelah mereka berpisah, Winston kembali menjumpai poster lainnya dengan gambar Big Brother. Sekarang ia memahami semua ini dengan utuh. Winston merasakan kebahagiaan dengan tak lagi melwan mereka; ya dia menyerahkan dirinya untuk partai Ingsoc. Air mata pun membasahi pipinya.
ANALISIS
Akhir cerita dari buku ini cenderung suram. Winston harus melalui berbagai macam siksaan di tangan seorang pria yang ia percaya akan menjadi penyelamatnya. Kemampuan O’Brien untuk mengenakan dua topeng, sebagai seseorang “guru” yang peduli dengan Winston dan ingin mengeluarkan nya dari The Ministry of Love hidup-hidup sekaligus sebagai seorang penyiksa keji, membuat karakternya mudah diingat.
Hal utama yang pembaca bisa pahami dari bagian ini adalah betapa mudahnya logika yang keliru (atau bengkok) dari otoritarianisme ini menarik perhatian seseorang. Terutama di bab terakhir ini, kita menjadi lebih paham tentang arti dari slogan “Freedom is Slavery” (Kebebasan adalah Perbudakan) dan “Ignorance is Strength” (Ketakpedulian adalah Kekuatan). O’Brien menjelaskan kepada Winston betapa mudahnya untuk menyerahkan dirimu sepenuhnya dan membiarkan partai, sebagai wakilmu, untuk memikirkan tentang kehidupan dan apa yang harus dilakukan. Dengan menyerahkan individualitas mu, kamu akan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar; sesuatu yang akan terus bertahan bahkan setelah kamu meninggal. Menurut partai Ingsoc, ini adalah kebebasan sebenarnya, kekuatan sebenarnya, dan keabadian yang sebenarnya.
Melalui Winston, kita diberi kesempatan untuk melihat jurang terdalam dari negara otoriter. Semenjak ia membeli sebuah diary, Winston sudah memahami risiko yang akan ditanggungnya di kemudian hari. Dia merasa hanya masalah waktu sebelum Thought Police memahami apa isi pikirannya dan “menguapkannya”. Namun sayangnya, kenyataan jauh lebih pahit. Winston yang awalnya tak pernah percaya bahwa dirinya dapat ditaklukkan dan “diprogram ulang”, sekarang ia menjadi seorang penganut partai yang taat.
Semoga ringkasan ini bermanfaat kawan! Mohon ingatkan kami jika masih ada banyak kesalahan.
Add a comment