Sejatinya generasi penerus bangsa serta agen perubahan (agent of change), pemuda memainkan peranan penting dalam pembangunan bangsa dan berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tantangan-tantangan sosial dan lingkungan terkhusus di jaman era digital saat ini.
Semakin canggihnya teknologi di era digital saat ini membawa dampak perubahan yang cukup besar terhadap dunia. Dunia digital berbasis internet membuat seluruh aktivitas para penghuninya menjadi tanpa ruang batas dan waktu. Budaya digital masyarakat Indonesia sangat cepat menerima perkembangan teknologi tersebut. Dilihat secara global Indonesia masuk dalam budaya digital dan mencapai pertumbuhan yang positif sesuai dengan kemajuan jaman itu sendiri.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Menurut Diding Adi Parwoto, Praktisi IT & Ketua LPM IAI Uluwiyah Mojokerto, populasinya didominasi oleh generasi milenial, generasi Z, dan generasi yang artinya Indonesia dalam beberapa tahun ke depan ada di tangan pemuda. Dalam perkembangan teknologi digital ini tentu banyak dampak yang dirasakan baik dampak positif maupun negatif. Tantangan yang muncul bagi para pemuda di era digital adalah etika dalam bermedia, ancaman pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak pidana. Tentunya apabila kita berlebihan dalam menggunakan teknologi ini bisa berdampak pada diri sendiri dan orang lain.
Oleh karena itu, era digital harus kita sikapi dengan serius agar dapat membawa manfaat bagi kehidupan. Pemuda dapat menjadi goalkeeper dalam menghadapi tantangan era digital ini. Diibaratkan dalam permainan sepak bola, goalkeeper adalah penjaga gawang, bola adalah objek/alat yang dimainkan, gawang adalah dua tiang yang berpalang sebagai tempat sasaran memasukkan bola. Melihat dari posisi goalkeeper di depan gawang yang menganalogikan bahwa pemuda adalah generasi emas dan garda terdepan suatu negara. Jika melihat dari fungsi goalkeeper adalah menjaga bola (Stigma Negatif) agar tidak masuk ke dalam gawang (Pemuda/i) itu sendiri.
Pemuda harus bisa menolak dampak negatif dari munculnya era digital saat ini dan harus bisa memanfaatkan keberkembangan teknologi saat ini. Hal ini juga dapat dilakukan dengan berkarya melalui media sosial, dengan cara ini dapat menunjukkan kepada seluruh dunia tentang karya-karya yang sudah kita buat. Sebagai pemuda harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini dengan segala inovasi dan kreativitas. Smart Peer Tutoring dapat dijadikan solusi untuk berkarya/berdiskusi melalui sebuah platform dapat berupa komunitas, sekolah, lembaga lainnya untuk belajar mengajar sesama usia dan profesi tertentu.
Diharapkan dengan adanya Smart Peer Tutoring ini, para pemuda-pemudi di Indonesia dapat menyalurkan/berdiskusi secara terarah di satu komunitas membahas terkait isu perkembangan teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini. Semangat sumpah pemuda dijadikan acuan/motivasi para pemuda dalam menghadapi beberapa tantangan. Diharapkan para pemuda mampu memanfaatkan digital ini sebagai suatu akses dalam mengasah kemampuan dengan hal-hal positif serta terus berkarya dengan segala inovasi dan kreativitas tanpa batas.
Add a comment