Keterampilan adalah kemampuan yang bisa dipelajari seseorang.
Q: “Apa itu konsep?”
Konsep adalah pemikiran tingkat tinggi tanpa (sama sekali) simbol, gambar, kata atau suara. Ini adalah ide langsung dari sesuatu.
Q: “Dan, konseptual berarti?”
Konseptual artinya berkaitan dengan ide dan konsep yang terbentuk dalam pikiran.
Melalui Quora, Leon Hulett, menjelaskan pemaknaan keterampilan berpikir konseptual menurut pemahamannya. Seseorang akan membaca arti yang tepat dari sebuah kata, mengucapkan satu entri dari kamus untuk memahaminya, kemudian menggunakannya dalam kalimat sampai dapat menyusunnya menjadi kalimat yang jelas dengan menunjukkan maksudnya. Proses ini mungkin memerlukan sepuluh kalimat atau lebih. Proses ini disebut juga “making it your own”.
Ketika seseorang mengklarifikasi setiap arti dari sebuah kata dengan cara ini, dia mendapatkan gagasan tentang “pemahaman konseptual penuh”. Kita mulai “berpikir secara konseptual,” mengaitkan konsep, alih-alih hanya mengaitkan kata-kata di dalam pikiran. Dari pengalaman Leon, seseorang tampaknya berpikir lebih secara instan ketika berpikir dengan cara ini.
Kehar melalui channel Youtube The Academy, menjelaskan bahwa sehari-hari kita didorong oleh begitu banyak pikiran abstrak. Menurut penelitian baru, 6.200 pikiran memasuki memori manusia setiap hari. Tugas kita adalah membawa pemikiran abstrak ini menjadi sebuah konsep dan kemudian menjadi ide, untuk mengembangkan pemikiran konseptual. Berpikir konseptual adalah keterampilan yang membuat kita menciptakan dan mengembangkan ide-ide baru. Kita akan dapat menemukan hal-hal baru, kita akan dapat memecahkan masalah.
Berpikir Konseptual = Berpikir Lateral?
Dalam istilah yang lebih umum, menurut Edward de Bono berpikir konseptual sering disebut sebagai “berpikir lateral” atau “out of box thinking”. Dia mendefinisikannya sebagai teknik pemecahan masalah dengan mendekati masalah secara tidak langsung pada berbagai sudut, alih-alih berkonsentrasi pada satu pendekatan secara panjang lebar. Sebagai contoh:
Butuh dua jam bagi dua orang untuk menggali lubang sedalam lima kaki. Seberapa dalam jika sepuluh orang menggali lubang selama dua jam?
Jawaban tampaknya berada di kedalaman 25 kaki, tetapi kita dapat menghasilkan beberapa ide pemikiran lateral tentang apa yang memengaruhi ukuran lubang:
Sebuah lubang mungkin harus memiliki ukuran atau bentuk tertentu sehingga penggalian mungkin berhenti lebih awal pada kedalaman yang diperlukan.
Semakin dalam sebuah lubang, semakin banyak upaya yang diperlukan untuk menggalinya karena tanah bekas harus diangkat lebih tinggi ke permukaan tanah. Ada batas seberapa dalam lubang dapat digali oleh tenaga manusia tanpa menggunakan tangga atau katrol kerekan untuk menyingkirkan tanah, dan 25 kaki berada di luar batas ini.
Lapisan tanah yang lebih dalam mungkin lebih sulit untuk digali, atau kita mungkin menabrak batuan dasar atau permukaan air.
Setiap orang yang menggali membutuhkan ruang untuk menggunakan sekop.
Ada kemungkinan bahwa dengan lebih banyak orang yang mengerjakan sebuah proyek, setiap orang mungkin menjadi kurang efisien karena meningkatnya kesempatan untuk mengalihkan perhatian, asumsi bahwa dia bisa santai, lebih banyak orang untuk diajak bicara, dll.
Ada lebih banyak orang tetapi apakah ada lebih banyak sekop?
Dua jam yang digali oleh sepuluh orang mungkin berada di bawah kondisi cuaca yang berbeda dari dua jam yang digali oleh dua orang. Misalnya:
- Hujan bisa membanjiri lubang untuk mencegah penggalian.
- Kondisi suhu dapat membekukan mereka sebelum pekerjaan selesai.
Apakah kita lebih suka memiliki 5 lubang masing-masing sedalam 5 kaki?
Kedua penggali itu mungkin kru teknik dengan mesin penggali.
Bagaimana jika satu orang di setiap kelompok adalah seorang mandor yang tidak akan benar-benar menggali?
Delapan orang tambahan mungkin tidak cukup kuat untuk menggali, atau lebih kuat dari dua orang pertama.
Makhluk luar angkasa mungkin memutuskan untuk meledakkan planet ini sebelum lubang digali.
Mereka mungkin dimakan oleh spesies cacing bergigi bawah tanah yang sebelumnya belum ditemukan.
Ide-ide paling berguna yang tercantum di atas berada di luar matematika sederhana yang tersirat hanya dari pertanyaan. Berpikir lateral adalah tentang penalaran yang tidak langsung jelas dan tentang ide-ide yang mungkin tidak dapat diperoleh dengan hanya menggunakan logika langkah-demi-langkah.
Teknik yang menerapkan pemikiran lateral pada masalah, dicirikan oleh pergeseran pola berpikir dari pemikiran yang tertanam atau dapat diprediksi ke ide-ide baru atau tidak terduga. Ide baru yang merupakan hasil dari pemikiran lateral tidak selalu membantu, tetapi ketika ide bagus ditemukan dengan cara ini biasanya terlihat jelas gambarannya. Pemikiran ini terkadang muncul hanya dari sekadar celetukan atau lelucon.
Pemikiran Konseptual dan Dunia Kerja
Pernahkah kita bertanya-tanya bagaimana seseorang dapat memecahkan masalah yang kompleks? atau bagaimana mereka dapat menciptakan sesuatu? atau bagaimana wirausahawan dapat mengembangkan ide-ide maupun produk baru? atau bagaimana peneliti dapat membuat penemuan?
Artikel dalam laman indeed, How To Develop Conceptual Thinking, menuliskan bahwa berpikir konseptual adalah soft skill yang sering dimanfaatkan oleh banyak orang termasuk karyawan perusahaan. Penggunaan pemikiran konseptual dapat sangat meningkatkan pemahaman seorang karyawan tentang peran mereka dalam organisasi yang lebih luas dan produk kerja mereka.
Pemikir konseptual dapat memahami konsep abstrak, seperti fungsi bisnis yang rumit atau proses digital nonlinier, dengan mudah. Mereka dapat menghubungkan konsep yang berbeda untuk menemukan ide-ide inovatif dan merenungkan keputusan masa lalu untuk meningkatkan hasil di masa depan. Soft skill ini berharga untuk berbagai alasan dan berguna bagi orang-orang di berbagai posisi dalam sebuah perusahaan.
Karyawan yang mempraktikkan pemikiran konseptual seringkali dapat menemukan dan menerapkan solusi kreatif dan inovatif untuk tantangan bisnis karena mereka mampu menghubungkan ide-ide abstrak. Seringkali, pemikir konseptual menemukan kepuasan dan komitmen yang lebih dalam terhadap pekerjaan mereka karena mereka memahami nilai dari pekerjaan spesifik yang mereka lakukan bagi perusahaan dan pelanggan.
Artikel berjudul Conceptual Thinking pada laman Fingerprint for Success, menjelaskan bahwa pemikiran konseptual berarti bahwa ketika sebuah proyek baru mendarat di hadapan kita, maka kita bukan orang yang menyingsingkan lengan baju dan langsung mengerjakan tugas atau mulai mendelegasikan tanggung jawab. Kita lebih memilih untuk mundur sejenak dan membuat konsep atau teori proyek sebelum bertindak.
Kita memiliki keinginan yang kuat untuk memahami “mengapa” di balik setiap proyek. Mengapa kita melakukan ini? Apa tujuan di balik proyek tersebut? Apa dampaknya? Memahami konsep keseluruhan memberi kita konteks yang lebih baik untuk pekerjaan kita, dan itu juga membuat kita sangat terampil dalam mempresentasikan kepada pemangku kepentingan. Kita dapat memahami informasi apa yang paling relevan bagi mereka dan menyampaikannya dengan cara yang ditargetkan dan disesuaikan.
Implementasi Keterampilan Konseptual
Berikut adalah contoh implementasi keterampilan berpikir konseptual yang dirangkum dari tulisan Dijana, How to Develop Your Conceptual Skills. Katakanlah kita adalah seorang CEO sebuah perusahaan besar. Tugas kita sehari-hari melibatkan lebih dari sekadar melakukan pekerjaan dengan benar, tetapi kita adalah kapten kapal.
Jika keterampilan konseptual kita tidak berkembang dengan baik, maka kita tidak akan dapat melihat masalah saat ini atau memprediksi hambatan di masa depan, baik secara internal maupun eksternal. Di sisi lain, jika keterampilan konseptual kita dikembangkan, maka:
Kita sangat jeli dan analitis. Tidak hanya kita menjadi tahu ke mana harus mencari untuk menemukan apa yang kita butuhkan, tetapi kita juga tahu bagaimana menafsirkan data di depan kita.
Berpikir kreatif adalah keahlian kita. Siapa bilang semua solusi harus sesuai dengan kerangka kerja? Ya, tidak ada satupun!
Kita tahu bagaimana menyingkirkan emosi saat dibutuhkan dan hanya mengandalkan pemikiran logis kita. Tetap tenang, di bawah tekanan tidak pernah menjadi masalah bagi kita!
Kita tidak hanya percaya diri dalam pengambilan keputusan, tetapi kita juga unggul dalam perencanaan tindakan, pengambilan tindakan, dan memprediksi hambatan di masa depan.
Problem-solving is never a problem. Hal ini adalah tugas menyenangkan yang benar-benar kita nikmati!
Cara Membangun Pemikiran Konseptual
Mengutip tulisan dari laman Concept Development yang bersumber dari Government of Nova Scotia, ada beberapa kegiatan pengembangan yang dapat kita terapkan untuk membangun pemikiran konseptual kita. Berikut rangkumannya:
Aktivitas Level A-B
Tanyakan pada diri sendiri seberapa sering kita memberi diri kita waktu untuk memikirkan masalah daripada hanya menyelesaikan pekerjaan?
Beri diri kita kesempatan untuk berpikir dengan tenang.
Bicaralah dengan orang-orang tentang masalah ini.
Carilah orang-orang yang secara sering mengungkapkan pemikiran dan ide atau konsep baru.
Luangkan waktu bersama mereka untuk membicarakan masalah kita. Carilah cara-cara di mana pemikiran kita berhubungan dengan isu-isu lain.
Catat segala situasi di tempat kerja yang tidak dapat kita solusikan.
Tuliskan secara rinci sifat situasi dan pemikiran kita tentang situasi tersebut.
Tinjau catatan kita, pertimbangkan apa yang kita pikirkan saat itu, dan apa yang kita pikirkan sekarang ketika kita mempertimbangkan situasinya kembali.
Tuliskan tindakan alternatif yang dapat bermanfaat bagi situasi.
Manfaatkan tindakan ini dalam situasi serupa.
Bicaralah dengan orang lain untuk mendapatkan ide-ide mereka terkait isu-isu, situasi, masalah, dan peluang potensial.
Dapatkan perspektif orang lain. Berbicara melalui masalah atau situasi adalah teknik yang baik untuk merangsang pemikiran dan mengembangkan wawasan. Mendapatkan sudut pandang lain dapat menambahkan lebih banyak ide dan energi.
Kembangkan pemikiran konseptual kita dengan latihan sederhana dan permainan berorientasi konseptual.
Pilih sebuah benda umum dan identifikasi 20 kegunaannya secara berbeda (misalnya, garpu, gelas, komputer, sepatu).
Pertimbangkan dua benda yang tidak terkait dan tulis kemiripannya (misalnya, pena dan cangkir kopi, telepon dan jeruk).
Mainkan game seperti Pictionary, Whatzit!, Balderdash, atau Charades.
Buat daftar peluang terhadap klien atau manajer kita.
Tinjau “tipe” klien dan cara terbaik untuk berhubungan dengan mereka.
Mintalah masukan rekan-rekan kita di unit bisnis lain tentang peluang tersebut. Ajukan pertanyaan. Kita ingin mendapatkan wawasan tentang bagaimana orang lain melihat situasinya.
Masukkan sudut pandang mereka ke dalam metode kita sendiri untuk mengatasi masalah tersebut.
Identifikasi para pemimpin yang menetapkan strategi untuk bisnis; pahami strategi mereka untuk membantu kita mengembangkan strategi kita sendiri dalam bekerja.
Temui manajer kita untuk mendiskusikan bagaimana kita akan bertemu dengan para pemimpin unit bisnis lain.
Luangkan waktu seminggu untuk mengumpulkan data, mengamati pola, membuat hipotesis, dan merangkum tema.
Meringkas pengamatan menjadi presentasi yang ringkas.
Cobalah untuk menerapkan pengamatan ini ke dalam cara kita sendiri, dalam menetapkan strategi di lingkup tanggung jawab kita.
Aktivitas Level C-D
Solusi “brainstorm” untuk masalah klien, sebelum kita merancang kesimpulan atau membuat keputusan.
Pilih masalah yang menantang, yang sedang kita hadapi dengan klien, yang belum terselesaikan.
Buat daftar semua kemungkinan solusi yang muncul dalam pikiran.
Jangan mengevaluasi atau mengkritik solusi atau saran apa pun sampai kita telah menghabiskan semua ide yang mungkin.
Akhiri sesi “brainstorming” kita dengan mengidentifikasi langkah selanjutnya.
Selama dua minggu ke depan buatlah daftar masalah klien yang tidak terduga atau masalah yang muncul dan pikirkan kemungkinan tren atau pola.
Periksa daftar dan cobalah untuk mengidentifikasi tema umum atau kesamaan, dan tanyakan pada diri kita pertanyaan-pertanyaan berikut:
> Pernahkah saya melihat masalah seperti ini sebelumnya?
> Apa yang sudah saya ketahui, yang dapat membantu saya memecahkan masalah ini?
> Apa yang mungkin menjadi penyebab masalahnya?
> Apakah ada sesuatu yang bisa mencegah masalah ini terjadi? Jika ya, tindakan apa yang dapat mencegahnya?
> Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk mempercepat pemahaman saya tentang masalah ini?
Catat tema-tema ini di selembar kertas.
Ambil tindakan untuk memanfaatkan tren yang teridentifikasi guna mengatasi situasi serupa di masa depan.
Bangun persyaratan untuk lebih banyak berpikir lateral ke dalam rutinitas harian kita.
Identifikasi seperangkat kriteria yang harus dipenuhi oleh semua opsi. Misalnya sekumpulan anggaran, timeline tertentu untuk perjalanan, durasi tertentu untuk suatu kegiatan, dll.
Identifikasi berbagai cara untuk pergi ke- dan dari rumah, atau tempat yang berbeda untuk makan siang setiap hari selama seminggu, atau aktivitas berbeda untuk menghibur diri kita dan keluarga kita setiap akhir pekan selama sebulan.
Evaluasi alternatif-alternatif ini terhadap serangkaian kriteria di atas.
Kumpulkan informasi “benchmark” tentang masalah organisasi saat ini.
Bekerjalah dengan manajer kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi dan ditangani dalam departemen kita.
Bersuka rela untuk bekerja mengembangkan solusi terhadap masalah tersebut.
Cari tahu bagaimana orang lain di dalam dan di luar organisasi yang telah berurusan dengan masalah atau situasi yang serupa.
Dokumentasikan temuan kita dan bagikan dengan manajer atau rekan kerja. Hal ini dapat mencakup:
> Meringkas tren/teknik baru dan mempresentasikannya kepada orang lain
> Melakukan analisis persaingan.
> Mempelajari riwayat dan menggambar paralel bisnis.
> Berpartisipasi dalam proyek lintas fungsi.
Aktivitas Level E
Siapkan presentasi tentang bagaimana produk atau layanan baru akan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Tidak harus berupa esai yang panjang, hanya empat atau lima poin kunci berdasarkan pemikiran konseptual kita tentang produk baru, produk yang sudah ada, dan kebutuhan klien.
Buat presentasi ke grup dalam unit bisnis kita atau ke klien.
Mintalah masukan dari mereka yang terimbas masalah.
Identifikasikan mereka yang paling terpengaruh oleh masalah.
Tanyakan kepada mereka informasi tentang karakteristik masalah dan saran tentang solusi yang mungkin.
Identifikasi sejumlah kemungkinan tindakan dan periksa
kelayakan alternatif ini dengan individu atau kelompok yang sama.
Coba bayangkan apa yang ingin kita capai. Bagaimana kelihatannya? Disana adakah yang ingin kita ubah? Apa satu hal perubahan yang kita inginkan dalam bayangan tersebut?
Pikirkan tentang situasi apa yang mengingatkan kita tentang masalah khusus ini. Apakah ada persamaan atau perbedaan yang menarik dari kedua skenario tersebut? Apa yang dapat kita pelajari dari mereka?
Bayangkan kita tidak memiliki kendala untuk memecahkan masalah ini. Apa yang akan kita lakukan? Mengapa kita melakukannya? Apa yang mencegah kita dari bertindak berdasarkan pikiran yang kita miliki?
Bicaralah dengan orang-orang yang tidak terbiasa dengan masalah yang sedang kita hadapi. Hal ini mungkin termasuk orang-orang dari bidang keahlian yang sama sekali berbeda atau disiplin ilmu yang sama dengan kita. Hal-hal apa saja yang akan dilakukan orang-orang?
Ambil hasil dari pendekatan ini dan coba temukan beberapa
solusi baru untuk masalah kita.
Utarakan ide kita kepada atasan atau rekan terdekat yang dapat kita percaya.
Cobalah untuk belajar dan mengevaluasi pendapat-pendapat yang telah kita kumpulkan. Buat beberapa catatan untuk diri sendiri tentang beberapa hal yang telah membantu kita menjadi lebih kreatif.
Mengidentifikasi masalah yang terus-menerus tidak tersolusikan.
Melalui diskusi dengan manajemen dan staf yang tepat, identifikasi masalah atau batasan yang terus-menerus tidak dapat diselesaikan.
Bekerjalah pada rencana yang mengarah ke akar masalah atau menggabungkan pendekatan konseptual yang berbeda.
Pikirkan dengan cermat konsekuensi dari rencana atau pendekatan kita, dari perspektif semua pemangku kepentingan. Mengapa hal itu akan berhasil ketika yang lain gagal?
Sesuaikan rencana atau pendekatan sampai kita yakin bahwa kita memiliki pendekatan yang layak, yang akan mencapai tujuan dan akan menambah nilai.
Presentasikan dan tinjau rencana kita dengan manajer atau pemangku kepentingan lainnya.
Lihat bagaimana teknologi diterapkan di industri yang berbeda dan tentukan bagaimana konsep yang mendasarinya dapat diterapkan di organisasi kita.
Pertimbangkan berbagai industri; misalnya, Manufaktur, Ritel, Konstruksi, Farmasi, dll.
Selidiki bagaimana teknologi memberikan solusi secara internal dan
eksternal. Serta tema atau pola yang mendasari dalam solusi tersebut.
Kembangkan konsep untuk memanfaatkan pola atau tema serupa dalam organisasi kita dan kasus bisnis atau makalah strategi pendukung.
Presentasikan dan tinjau kembali konsep kita dengan manajemen yang tepat.
Pemikiran konseptual membutuhkan keterbukaan kita terhadap cara-cara baru dalam melihat dunia dan kemauan kita untuk mengeksplorasi berbagai hal. Pemikir konseptual meyakini bahwa jika mereka ingin berhasil, mereka juga harus memahami bahwa ide-ide baru, perlu dipelihara dan didukung. Jika kita berhenti hanya jika sudah mendapatkan ide, beberapa hal mungkin akan terjadi salah satunya seperti rasa puas diri. Rasa kepuasan ini membuat kita percaya bahwa kita hebat, kita baik dan kita tidak membutuhkan perubahan apa pun.
Ketahuilah satu kutipan dari medsos, bahwa “badai pasti akan berlalu-lalang”. Berbagai kemungkinan hambatan sudah pasti akan hadir menyertai kita. Namun, jika kita terus berusaha melatih pemikiran kita, selalu mau melihat berbagai sudut pandang, setidaknya rasa tenang serta bijak dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah akan mudah kita dapatkan. Semangat berlatih, kawan!
Add a comment