..it’s killing me now. Berjudul “Lonely”, secarik lagu dari Justin Bieber ft Benny Blanco mengisahkan Justin kecil di tengah puncak karirnya yang justru merasa kesepian, tidak didengar dan apapun yang dilakukan selalu mendapat sorotan. Dia dengan sedih merasa mempersiapkan penampilannya seorang diri. Merasa sangat berjuang ketika harus menyeimbangkan pikiran antara karir dan perasaan terisolasi yang dirasakan. Kisah Justin tersebut adalah kisah yang banyak ditemui dalam kehidupan. Kita semua terkadang kesepian. Bahkan pada seorang yang selalu dikelilingi oleh orang lain sepanjang hari, atau pada seorang yang di halamannya terparkir Bugatti, atau juga kepada seorang yang kita benci, atau kita sendiri?
Sendirian atau Kesepian?
Kesepian tidak sama dengan sendirian. Sendirian adalah sebuah pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang hidup sendiri dan menghabiskan banyak waktu sendirian tidaklah buruk bahkan diperlukan, selama itu sehat untuk kehidupan kita. Seseorang mungkin ingin memiliki waktu pribadi untuk dirinya sendiri setelah sepanjang hari berbaur dengan orang lain. Seorang lainnya mungkin meyakini bahwa menyendiri dan sibuk dengan hobinya adalah cara yang tepat untuk menghabiskan waktu. Sendirian adalah sesuatu yang bisa kita kendalikan dan bisa kita ubah. Sedangkan sebaliknya, merasa kesepian bukanlah sesuatu yang bisa dipilih dengan sukarela, tidak mudah untuk dikendalikan atau diubah semau kita.
Definisi Kesepian
Saya sepakat ketika kesepian disebut sebagai emosi universal manusia yang kompleks. Kompleksitas tersebut salah satunya menyangkut pendefinisian kesepian itu sendiri. Pada umumnya, kesepian banyak dipahami sebagai suatu keadaan sendirian atau kesendirian. Definisi lain menyebutkan bahwa kesepian tidak selalu tentang kesendirian melainkan persepsi tentang perasaan terputus atau terisolasi secara sosial adalah yang penting untuk diperhatikan. Menurut Hank Green dalam salah satu video SciShow Psych menyatakan bahwa kesepian lebih kepada konsekuensi psikologis dari adanya kesenjangan antara dukungan sosial yang kita inginkan dan apa yang sebenarnya kita dapatkan.
Berada di sekitar banyak orang tidak menjamin seseorang terbebas dari kesepian. Perasaan tersebut bisa muncul ketika kita merasa orang-orang di sekitar tidak benar-benar memahami, atau ketika kita takut tidak diterima jika orang lain tahu diri kita yang "sebenarnya". Kesepian bisa membahayakan jika kemudian menjadi berlebihan, menguras tenaga dan pikiran, bahkan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Meskipun mungkin sulit untuk menjelaskan dengan tepat seberapa umum kesepian itu sendiri, Hank Green menambahkan bahwa sebenarnya ada banyak bukti keterkaitan antara kesepian dengan sejumlah masalah kesehatan. Namun dalam kasus ini, tidak jelas apakah kesepian menyebabkan kondisi tersebut atau apakah kondisi itu sendiri yang menyebabkan kesepian.
Keterkaitan Kesepian dan Kesehatan
Para peneliti dari berbagai negara menemukan fakta bahwa kesepian sama mematikannya dengan merokok 15 batang per hari. Orang yang kesepian 50% lebih mungkin meninggal sebelum waktunya dibandingkan mereka yang memiliki hubungan sosial yang sehat. Beberapa alasan mengapa kesepian bisa mematikan antara lain mengurangi kekebalan tubuh yang berdampak pada peningkatan risiko penyakit. Fakta lain menyebutkan dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh yang berakibat pada penyakit jantung dan kondisi kesehatan kronis lainnya. Stres juga akan lebih memengaruhi kita jika kesepian. Masalah keuangan, masalah kesehatan, dan masalah sehari-hari juga menimbulkan dampak emosional yang lebih besar pada seorang yang kurang dukungan sosial dan emosional.
Kesepian bukan daun kering yang jatuh dari tangkai kemudian terinjak dan disapu setiap pagi hari. Semoga kita tidak pernah merundung seorang yang kesepian. Kita pasti tidak ingin hal itu terjadi pada diri sendiri bahkan orang terdekat. Mengenali tanda-tandanya sejak dini adalah langkah awal yang baik agar kita bisa berlanjut ke tahap penyembuhannya. Sebuah Meta-Analisis menemukan fakta bahwa bergabung dalam suatu forum diskusi dan saling berbagi pikiran dapat mengurangi kesepian pada orang dewasa. Menjadi sukarelawan atau melakukan perbuatan baik kepada orang lain juga direkomendasikan oleh Psikolog. Satu cara lain yang pasti disenangi sebagian orang yakni dengan memelihara hewan peliharaan. Penelitian menyebutkan bahwa terapi dengan bantuan hewan juga cukup efektif untuk mengurangi perasaan kesepian.
"Sometimes we can feel stuck and don’t know what to do. It’s hard feeling lonely and it’s hard seeing a friend struggle with those same feelings. But we don’t have to struggle and we don’t have to be an expert to help."
-- Activeminds.org
Persepsi yang Membentuk Kesepian
Apabila kita merasakan perasaan ini sekarang, teruslah bersemangat! “Ketika keadaan menjadi lebih buruk, berusahalah lebih keras”, begitu kata Steve Jobs. Kita punya Tuhan, kita punya orang tua, kita punya teman. Kita tidak mungkin benar-benar sendiri di hidup ini. Lihatlah sekeliling kita, sekali lagi, dengan teliti. Ceritakanlah dan peroleh timbal balik dari mereka. Jika persepsi-persepsi buruk menyerang, saya punya tipsnya: Serang Balik! Kita tidak boleh kalah. Lakukan apapun yang bisa membantu kita mengalihkan pikiran berlebih yang tidak perlu (overthinking). Memasak, baca buku, menonton film, berdandan, belanja, kerja, olahraga, atau kegiatan apapun yang membuat bahagia dan punya sisi positif. Kita pasti bisa melaluinya. Dunia tidak seburuk yang kita pikirkan. Tahun 2020 juga bukan tahun yang penuh "kata-kata kasar" seperti yang diungkapkan banyak orang. Dunia memang berjalan seperti bagaimana garisnya. Itu faktanya. Persepsi kita yang membuat dunia menjadi tidak adil. Persepsi yang membuat fakta menjadi panjang kali lebar sama dengan luas. Tetap berpikir logis dan menjadi seorang yang bijak setidaknya untuk diri kita sendiri.
Add a comment