Tepat sekitar satu tahun lalu ketika secara tidak sengaja saya membaca sebuah pajangan dinding yang cukup berkesan. “True leaders don’t create followers. They create more leaders”. Terpajang kokoh di belakang Deddy Corbuzier dalam video podcastnya. Kutipan-kutipan seperti itu bagi saya sebelumnya hanya lewat seperti “angin” bahkan tidak jarang tenggelam seperti “batu” karena saking beratnya tidak sampai di kepala. Tapi tidak untuk dua kalimat ini. Sebuah ‘bekal’ rasa ingin tahu yang cukup untuk mengulik bagaimana pemimpin bisa menciptakan pemimpin yang lain? apa yang dilakukan? hubungan bagaimana yang penting untuk dibangun? Sebagai jawaban kekepoan, saya temukan beberapa tokoh yang cukup melekat dan berpengaruh pada cara hidup saya.
Bill Campbell
Salah satu tokoh hebat yang masih hangat dalam benak saya, dialah sang pelatih legendaris Silicon Valley. Bill Campbell memulai karirnya sebagai pemain dan pelatih tim football (di Amerika Serikat istilah football dipakai untuk olahraga American Football adapun untuk istilah sepak bola disebut soccer) sebelum akhirnya memutuskan balik haluan ke dunia bisnis sesuai latar belakang pendidikannya. Bill adalah mantan eksekutif di Kodak dan kemudian Apple, lalu menjadi CEO Intuit. Dia juga merupakan pelatih eksekutif informal untuk banyak CEO / COO raksasa teknologi di Silicon Valley termasuk Steve Jobs (Apple), Eric Schmidt (Google), Sunder Pichai (Google), Brad Smith (Intuit), John Donahoe (eBay), Dick Costolo (Twitter), Donna Dubinsky (Numenta), Nirav Tolia (Nextdoor), Dan Rosensweig (Chegg), Sheryl Sandberg (Facebook) dan banyak lainnya.
Kisahnya kemudian ditulis oleh Eric Schimdt, Jonathan Rosenberg dan Alan Eagle pada buku berjudul “Trillion Dollar Coach” sebagai penghormatan untuk Bill dan sebagai inspirasi bagi generasi masa depan. Melalui buku tersebut, saya menemukan satu manifesto Bill yang menjawab tanya saya. “It’s the people”, tulisnya ketika menjabat sebagai CEO Intuit. Bill sangat peduli dengan orang-orang yang dipimpinnya. Menurutnya, orang-orang adalah kuncinya. Mereka adalah fondasi kesuksesan perusahaan manapun. Tugas utama setiap pemimpin adalah membantu orang menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka serta untuk tumbuh dan berkembang. Setiap perusahaan pasti memiliki orang-orang hebat yang ingin melakukan pekerjaan dengan baik. Sedangkan mereka dapat berkembang ketika lingkungan mampu membebaskan dan memperkuat energi itu. “Support, Respect, and Trust”, adalah bumbu yang Bill gunakan untuk ‘memasak’ lingkungan tersebut.
Dukungan (support) berarti memberi orang-orang alat, informasi, pelatihan, dan pembinaan yang mereka butuhkan untuk berhasil. Hal ini berarti upaya terus-menerus untuk mengembangkan keterampilan mereka. Pemimpin yang hebat membantu orang-orang bertumbuh dan berprestasi.
Menghormati (respect) berarti memahami bahwa setiap orang memiliki tujuan karier yang unik dan pilihan hidup masing-masing. Hal ini berarti membantu orang-orang mencapai tujuan karier tersebut dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Kepercayaan (trust) berarti membebaskan orang-orang untuk melakukan pekerjaannya dan membuat keputusannya sendiri. Hal ini berarti mengetahui bahwa orang-orang ingin melakukan pekerjaannya dengan baik dan percaya bahwa mereka pasti bisa melakukannya dengan baik pula.
Kepercayaan adalah satu hal yang sering ditekankan oleh Bill. Rasa percaya selalu merupakan yang pertama dan paling utama untuknya. Bill dikenal sangat cepat membangun rasa percaya, dia pandai membuat orang lain merasa nyaman dan terlindungi sehingga kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain adalah hal alami baginya. Bill dengan cepat membangun hubungan yang memungkinkan orang lain untuk menjadi diri sendiri, tanpa takut. “Membangun Kepercayaan” di dunia eksekutif bisnis yang memiliki taruhan tinggi dan ego besar sangatlah mudah untuk dikatakan daripada diimplementasikan. Lalu, bagaimana Bill bisa dengan mudah membangunnya? Pertama-tama, dia hanya melatih yang bisa dilatih. Kemudian, jika lulus tes pertama, dia mendengarkan baik-baik, bersikap sejujur-jujurnya, meyakini bahwa orang-orang yang dilatihnya mampu mencapai raihan hebat, dan bersikap luar biasa setia setelahnya.
“Your title makes you a manager, your people make you a leader”
— Donna Dubinsky (Numenta)
Jurgen Klopp
Dialah tokoh yang sudah malang-melintang di dunia persepakbolaan dunia. Satu tokoh lain yang juga berkesan bagi saya karena cara pandangnya dalam berbagai hal bahkan di luar dunia sepak bola. Selain itu, penerapan prinsip kepemimpinan yang dilakukannya juga sejalan dengan yang saya ingin ketahui. Lahir dan tumbuh di Glatten, sebuah desa kecil barat daya Jerman. Klopp mengawali kariernya sebagai pemain sepak bola di usia belia bergabung dengan klub lokal di Glatten. Kemudian dia membela sebuah klub Jerman (Mainz 05) hingga akhirnya karier sebagai pelatih bermula juga di sana. Dia lalu mengabdi untuk Borussia Dortmund dan sekarang tengah menjadi sorotan sebagai pelatih sukses Liverpool.
Kesan saya pada bapak satu ini awalnya seperti bapak-bapak biasa yang melatih sepak bola. Kemudian saya mulai tertarik ketika melihat video wawancaranya beredar di media sosial (salah satu video pandangannya tentang mental health). Klopp adalah salah seorang pemimpin yang punya cara berpikir keren dan selalu membuat saya tersentak dengan setiap ungkapannya. Klopp sangat tahu bagaimana menghargai suatu momen, berbahagia, serta bagaimana membagikan suasana hati yang baik untuk orang-orang sekitarnya. Dia masuk ke ruangan, tersenyum, mulai berbicara dan semua orang rileks dan mulai tersenyum juga. Begitu yang saya tangkap dari beberapa video wawancaranya dan pada beberapa wawancara lain yang cukup serius dia tampak benar-benar bijaksana.
“Everything we do in life is about relationships”
— Jurgen Klopp
Klopp sangat menjunjung tinggi sebuah hubungan. Pertama dan terpenting, dia selalu memperlakukan semua orang dengan hormat, serta berbicara jujur dan apa adanya. Dia yakin bahwa kepercayaan bisa diperoleh melalui hubungan dari waktu ke waktu dan dapat terputus begitu saja hanya dalam sekejap. Menurutnya, sebuah tim akan mampu berkembang jika menjadikan kepercayaan sebagai fondasi yang kuat. Hal itu yang Klopp tanamkan pada timnya. Para pemain bekerja keras untuknya dan percaya kepadanya karena mereka tahu bahwa Klopp juga akan melakukan hal yang sama. Dia berhasil mendapatkan rasa hormat dan cinta dari orang-orang yang dipimpinnya. Seperti yang dikatakan mantan pemainnya Robert Lewandowski ketika masih sama-sama di Dortmund, “He’s a coach you’d run through fire for.”
Monkey D Luffy
Sang tokoh tidak nyata yang justru menyadarkan saya akan banyak hal. Monkey D Luffy adalah tokoh anime dalam serial One Piece. Dialah si kapten kru bajak laut topi jerami. Dia bodoh, ceroboh, konyol, pecandu makan dan tampak tidak pantas menjadi seorang kapten. Kemudian saya mulai menyadari bahwa Oda (Penulis One Piece) menciptakan karakter Luffy dengan sangat pas dan ada banyak alasan yang membuatnya pantas menjadi kapten. Satu yang sangat melekat pada saya adalah sifat kepercayaan dan dukungannya kepada setiap anggota krunya. Luffy tahu betul keterbatasannya, dia tidak pernah berpura-pura mengetahui sesuatu. Sebaliknya ketidaktahuan dan ketidakmampuannya itu yang pada akhirnya dipercayakan kepada masing-masing anggotanya. Dia sangat tahu apa yang harus dilakukan.
Ketika setiap krunya melawan musuh, Luffy tidak pernah membantu sebelum mereka sendiri yang melakukannya. Dia sangat yakin bahwa masing-masing dari mereka pasti mampu untuk melawannya. Dia 100% mendukung apapun yang dipercayakan kepada anggotanya. Kepercayaan dan dukungan Luffy itulah justru yang menurut saya menjadi kekuatan utama krunya sehingga bisa menang melawan musuh. Luffy adalah seorang tokoh anime sangat setia kawan yang pernah saya temukan. Darinya saya pertama kali menyadari pentingnya sebuah dukungan dan kepercayaan kepada seorang teman. Gaya kepemimpinannya juga sama seperti dua tokoh hebat yang sebelumnya sudah saya tuliskan. Dia mendasarkannya pada ikatan manusia daripada kepemimpinan yang otoriter.
“Of course I don’t know anything about swords. I can’t navigate. I can’t cook. I can’t even lie. I know I need friends to help me if I want to get ahead in life.”
— Monkey D Luffy
Dari ketiga tokoh tersebut saya simpulkan bahwa hubungan yang baik adalah hal penting yang perlu kita pupuk dalam kehidupan bersosial. Dukungan, menghargai orang lain serta sebuah kepercayaan merupakan elemen penting yang saling berkesinambungan untuk membangun hubungan yang baik tersebut. Alih-alih sebagai seorang pemimpin, menurut saya hal ini juga penting untuk kita bangun sebagai individu yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah lingkungan pertemanan. Mungkin seorang teman ingin membangun usaha. Apakah kita tidak senang atas usahanya? Jika senang, tentu tidak menjadi berat jika kita menunjukkannya. Apakah itu hanya sebuah ‘like’ dalam setiap postingannya atau lontaran-lontaran semangat dan kepercayaan untuknya? Sungguh, hal-hal sepele itu sangat berarti untuk mereka yang sedang berjuang.
Add a comment