Pernahkah kita merasa seperti berada dalam keadaan meditasi zen (damai dan santai) saat bekerja, bebas secara mental untuk mengeksekusi dan menerapkan keterampilan kita tanpa pikiran yang mengganggu? Merasa begitu tenggelam dalam aktivitas yang kita lakukan sehingga seakan tidak ada hal lain yang bisa mengganggu perhatian kita?
Hal ini disebut “berada di dalam zona” (being in the zone) atau “mengikuti arus” (getting in the flow). Kendra Cherry dalam tulisannya What Is a Flow State? menyebutkan bahwa jika kita pernah merasa benar-benar terserap ‘‘dalam sesuatu’’, kita mungkin mengalami kondisi mental yang oleh para psikolog disebut sebagai Flow. Saat dalam kondisi ini, orang sangat terlibat dan fokus pada apa yang mereka lakukan.
Mencapai kondisi ini juga dapat membantu orang merasakan kenikmatan, energi, dan keterlibatan yang lebih besar. Bayangkan sejenak bahwa kita sedang berlomba. Perhatian kita terfokus pada gerakan tubuh kita, kekuatan otot kita, kekuatan paru-paru kita, dan rasa jalan di bawah kaki kita. Kita hidup di saat ini, benar-benar terserap dalam aktivitas saat ini. Waktu tampaknya jatuh. Kita lelah, tetapi kita hampir tidak menyadarinya. Ini adalah contoh kondisi flow.
Setiap Tujuan Bisa Bermakna
Anne-Laure Le Cunff melalui artikelnya How to get in the flow menuliskan bahwa istilah “Flow” diciptakan oleh Dr Mihaly Csikszentmihalyi pada 1960-an. Dalam bukunya Flow: The Psychology of Optimal Experience, Dr Mihaly menggambarkannya sebagai kondisi mental yang sangat terfokus yang memfasilitasi produktivitas.
Dalam penelitiannya, Dr Mihaly menemukan bahwa tidak ada korelasi antara uang dan kebahagiaan. Sebaliknya, otak manusia paling bahagia ketika terlibat dalam pengejaran tujuan yang bermakna.
Tujuannya sendiri bisa apa saja mulai dari belajar bahasa, melakukan pekerjaan hebat, olahraga, atau memainkan alat musik. Kita bahkan bisa mengikuti “arus” saat mencuci piring. Satu-satunya faktor adalah bahwa tujuan tersebut membutuhkan perhatian penuh kita dan memberikan petunjuk yang jelas untuk mengukur kemajuan kita.
Kondisi flow dapat dicapai dengan lebih baik lagi ketika kita memutuskan untuk fokus pada suatu aktivitas karena alasan intrinsik yaitu, melakukan tugas untuk kepentingan kita sendiri, dan bukan karena kita merasa berkewajiban untuk melakukannya.
Karen Sosnoski juga menyebutkan dalam tulisannya Flow State: Understanding Why You Get ‘in the Zone’, bahwa kemungkinan kita sebagai individu yang unik, memasuki kondisi flow bergantung pada bagaimana kita terlibat dengan tugas atau aktivitas. Flow terjadi ketika kita merasakan keseimbangan antara tingkat tantangan dan keterampilan kita.
Tantangan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kita merasa tidak aman, sementara tantangan yang terlalu rendah dapat membuat kita lamban atau tidak peduli. Secara umum, flow membutuhkan tujuan yang jelas selama proses, tidak hanya fokus pada hasil.
Tinju adalah contoh yang baik tentang bagaimana flow bisa terjadi. Cody Dominguez, manajer umum, dan pelatih di TITLE Boxing Club di Falls Church, Virginia, mengatakan bahwa jika tingkat keterampilan kita terlalu rendah untuk pertandingan, kelas(level), atau latihan kita, kemungkinan besar kita akan kewalahan. Tetapi jika tingkat keahlian kita terlalu tinggi, kita mungkin akan bosan atau berhenti memperhatikan.
Namun, ketika kita siap dan berlatih, kelas(level), pertandingan, atau latihan yang menantang dapat memberi energi dan mendorong kita untuk tampil di puncak permainan kita.
Manfaat Mencapai Kondisi Flow
Orang-orang yang diwawancarai dalam penelitian Dr Mihaly tentang flow ini, masing-masing unggul dalam berbagai bidang yang berbeda. Dirangkum dari artikel What is a flow state and what are its benefits?, bahwa bidang-bidang tersebut mulai dari menari hingga catur, mendaki gunung, dan ilmu bedah. Secara umum, mereka semua adalah individu berkinerja tinggi yang menempuh jalur karir yang menantang dan bermanfaat bagi mereka.
Berikut adalah manfaat yang memotivasi orang-orang ini (dan juga dapat memotivasi kita) untuk maju dan mencapai kondisi flow sesering mungkin:
Rasa konsentrasi yang tinggi. Mampu fokus pada pekerjaan tanpa terganggu, mengarah ke output yang lebih tinggi dari pekerjaan berkualitas tinggi.
Rasa kejelasan. Dalam kondisi flow, tubuh dan pikiran kita akan tahu apa yang perlu dilakukan tanpa harus memikirkannya.
Kurangnya hambatan. Pikiran dan perasaan yang umumnya mengaburkan pikiran kita, seperti stres, kekhawatiran, dan keraguan diri, akan mundur ketika kita mencapai kondisi flow.
Perasaan yang baik. Berada dalam kondisi flow yang dalam, sering digambarkan sebagai pengalaman yang secara intrinsik positif. Tidak ada kedangkalan yang mendorong kekuatan ini, itu hanya kesenangan yang datang dengan berada di ‘‘saat ini’’ dan melakukan sesuatu yang kita sukai.
Kebahagiaan. Jenis kebahagiaan yang dapat diperoleh seseorang dari kondisi flow melampaui tingkat tertinggi sementara. Hal ini adalah perasaan sejahtera secara umum dan rasa kebahagiaan dan kepuasan yang bertahan lama.
Mampu mencapai kondisi flow, berarti mampu mencapai kondisi fokus yang sangat penting untuk mencapai tujuan. Tetapi untuk mempertahankan fokus itu dan mempertahankan stabilitas pikiran bisa jadi menantang. Di situlah meditasi dan mindfulness turut berperan, karena pikiran yang dilatih untuk lebih hadir dan nyaman dengan dirinya sendiri (lebih tenang, lebih jernih, dan puas) memungkinkan untuk mengalami kondisi flow karena kita berlatih tanpa gangguan dan fokus.
Pengalaman flow juga dapat terjadi dengan cara yang berbeda untuk orang yang berbeda. Ini sering terjadi ketika kita melakukan sesuatu yang kita sukai dan di mana kita cukup terampil pada keahlian terterntu. Keadaan ini sering dikaitkan dengan seni kreatif, seperti melukis, menggambar, atau menulis. Namun, itu juga dapat terjadi saat melakukan olahraga, seperti ski, tenis, sepak bola, menari, atau berlari.
Aktivitas, pekerjaan atau tugas tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sulit.
Secara optimal, aktivitas tersebut harus merupakan sesuatu yang kita kuasai.
Pola pikir kita seputar tugas harus fokus pada perjalanan, bukan tujuan. Kita bisa menjadi seorang atlet yang berfokus pada permainan daripada medali, atau seorang pendaki gunung yang berfokus pada pendakian daripada pemandangan puncak.
Adapun dikutip dati tulisan Anne, bahwa seperti banyak latihan mindfulness, mencapai kondisi flow akan menjadi lebih mudah setiap kali kita mencobanya. Langkah-langkah di bawah ini dapat kita gunakan untuk mengubah tugas apa pun menjadi suatu meditasi mini:
Pilih tugas yang tepat: untuk mencapai kondisi flow, kita perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara tantangan aktivitas dan tingkat keterampilan kita sendiri. Kita tidak akan bisa masuk zona jika tugasnya terlalu mudah atau terlalu sulit.
Tentukan tujuan kita: diperlukan tujuan akhir yang jelas untuk mengikuti arus. Jika kita terus mengganggu pekerjaan kita dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya, kita tidak akan bisa kehilangan kesadaran diri kita.
Hilangkan gangguan: ini berarti tidak ada telepon, tidak ada multitasking, hanya alat yang diperlukan (jadi tutup tab yang tidak kita perlukan, atau tutup laptop jika kita melakukan pekerjaan non-digital), dan pastikan perut kita kenyang dan kita sudah cukup tidur.
Ambil napas dalam-dalam: fokus pada ‘‘saat ini’’, terima bahwa kita mungkin gagal, dan lepaskan ego kita. Jangan memikirkan masa sekarang atau masa depan.
Bekerja dengan penuh perhatian: jaga agar pikiran kita sepenuhnya memperhatikan apa yang sedang kita kerjakan saat itu. Mirip dengan apa yang akan kita lakukan saat bermeditasi, kembalikan pikiran kita dengan lembut ke tugas yang ada.
“When we give our full attention to one enjoyable task, we allow the mind to stay in the present and become fully absorbed in something that feels tremendously enlivening. It is in such states that we are, in many ways, our best selves.”
— Dr Mihaly Csikszentmihalyi
Mencapai kondisi flow bisa menjadi cara yang bagus untuk membuat aktivitas yang kita kejar lebih menarik dan menyenangkan. Flow mendorong orang untuk berlatih lebih banyak, bekerja lebih keras, dan terus menetapkan tujuan dan memenuhinya. Pada usia berapa pun, kita dapat melatih keterampilan kita dan menetapkan tujuan yang tepat.
Penting untuk diingat pula bahwa flow adalah keadaan yang dinamis dan selalu berubah. Saat tingkat keterampilan kita meningkat, kita perlu terus menyesuaikan tingkat tantangan yang diperlukan untuk membantu memulai kondisi flow itu sendiri.
Kita tidak harus menjadi seniman atau atlet untuk mencapai kondisi ini. Dan kita tidak harus menjadi yang terbaik. Saat kita mengalir, kita berada dalam kondisi terbaik kita sendiri.
Add a comment