Pernahkah kamu mengetahui sebelumnya bahwa kita tidak akan bisa bertahan hidup selama 3 menit tanpa bernapas, 3 jam tanpa tempat berlindung (dari lingkungan ekstrim), 3 hari tanpa air dan 3 minggu tanpa makan? Dikenal sebagai “Survival’s Law of 3” atau “The Rule of Three”, yang sudah tidak asing lagi, minimal bagi mereka yang sering menjelajah ke alam bebas.
Namun, ternyata banyak sumber menyatakan bahwa aturan tersebut tidak benar-benar terbukti secara ilmiah. Seorang ahli kimia, Anne Marie Helmenstine, dalam tulisannya How Long You Can Live Without Food, Water, or Sleep, mengemukakan bahwa jelas, kita bisa bertahan lebih lama di luar saat cuaca hangat daripada saat dingin. Demikian pula, kita dapat bertahan lebih lama tanpa air saat lembab dan sejuk daripada saat panas dan kering. Ada banyak faktor yang memengaruhi dan banyak pemegang rekor dunia juga terbukti bisa bertahan lebih lama tanpa adanya dampak yang signifikan.
Lantas, mengapa aturan tersebut dikaitkan dengan angka tiga?
Artikel Capitalize on the psychological power of three in your communication menuliskan bahwa tiga adalah angka yang ideal untuk disimpan oleh otak kita dari materi visual. Otak merasa cukup mudah untuk memahami tiga — elemen, warna dan font — dalam materi visual. Ketika jumlah itu ditingkatkan menjadi empat variabel, otak menjadi bingung.
Dalam artikel The Power of 3 in Marketing, juga menyebutkan bahwa “pola” jauh lebih mudah diingat daripada urutan kejadian atau fakta dan angka 3 merupakan angka terkecil yang diperlukan untuk membuat pola. The Rule of Three mengikuti aturan pemetaan otak yang membuat segalanya lebih mudah diingat. Begitu sebuah pola terbentuk, otak dapat dengan mudah mencerna informasi dan memprosesnya dalam memori.
Dalam kasus aturan bertahan hidup, The Rule of Three tersebut kenyataannya lebih seperti pedoman umum agar mudah diingat oleh para survivor. Yang jelas, hal ini bisa menjadi gambaran dan panduan khususnya bagi penjelajah baru, sebagai pertimbangan terkait logistik untuk mendukung mereka dalam bertahan hidup di alam bebas. Rencana dibutuhkan selain untuk kemampuan bertahan juga untuk tanggap dalam situasi darurat.
The Rule of Three ini sendiri ternyata adalah salah satu konsep yang paling berpengaruh dalam bidang menulis, berbicara, dan presentasi. Menurut Carmine Gallo dalam tulisannya, Apple Is Obsessed With the Magical Number 3. It Will Transform Your Presentations, Too, hal ini berawal pada masa Yunani kuno ketika Aristoteles mengatakan bahwa sebuah cerita harus memiliki awal, tengah dan akhir. Setiap film Hollywood yang sukses mengikuti struktur tiga babak. Ide-ide yang disajikan melalui 3 bagian akan menjadi lebih menarik, lebih menyenangkan, dan lebih mudah diingat.
Tokoh Hebat dan Teknik “The Rule Of Three”
Beberapa tokoh dan pemimpin hebat telah menerapkan teknik ini dalam pidato-pidatonya yang sangat terkenal dan menjadi begitu berpengaruh bagi audiensnya. Berikut adalah beberapa contoh:
1. Oprah Winfrey
“My heart was so filled with what I do know for sure about being successfull in life. Today, I’ve tried to condense into just three items, aren’t you glad? it’s three not ten.”
Tiga elemen yang diutarakan Oprah yakni pertama dan terpenting, mengetahui siapa kita sebenarnya dan apa yang kita inginkan? Memiliki semacam visi adalah hal penting untuk hidup kita, bahkan jika belum punya rencana, kita tetap harus memiliki arah yang akan dipilih. Kita harus berada di kursi pengemudi dalam hidup kita sendiri, karena jika tidak, hidup yang akan mengemudikan kita.
Nomor dua, kita harus menemukan cara untuk melayani. Martin Luther King berkata bahwa tidak semua orang bisa terkenal, tetapi semua orang bisa menjadi hebat karena kehebatan ditentukan oleh pelayanan. Ketika kita mengubah paradigma bahwa “apapun yang kita pilih untuk dilakukan” adalah untuk melayani dan kita membawa arti penting akan hal itu, kesuksesan akan mengikuti kita.
Nomor tiga, terlihat sangat sederhana, tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Selalu lakukan hal yang benar. Jadilah luar biasa. Lakukanlah hal yang benar, bahkan ketika tidak ada seorangpun yang tahu kita melakukannya, tindakan ini akan selalu mengarahkan setiap hal benar kepada kita. Karena Hukum Newton yang ketiga, selalu berhasil, untuk setiap aksi ada reaksi yang sama besar meskipun arahnya berlawanan. Dan kita akan selalu tahu mana hal yang benar ketika pada akhirnya ada rasa kedamaian di dalamnya.
2. Steve Jobs
Steve Jobs adalah salah satu pemopuler teknik The Rule of Three ini, hampir setiap peluncuran produk yang dilakukannya selama di Apple. Pada tahun 2007, Steve memperkenalkan iPhone pertama. Dia mengumumkan bahwa Apple akan mengungkapkan “tiga produk revolusioner” yakni pemutar MP3 (iPod), telepon, dan perangkat komunikasi internet. Setelah mengulangi produk beberapa kali, dia menyatakan pengungkapan besar bahwa ketiganya akan dibungkus dalam satu produk, iPhone.
Pada tahun 2010, Steve memperkenalkan iPad dengan slide yang menunjukkan tablet sebagai “perangkat ketiga” antara smartphone dan laptop. Produk iPad juga diperkenalkan dalam “tiga model” yakni 16, 32, dan 64 GB. Pada tahun 2011, Steve kemudian memperkenalkan iPad 2 sebagai produk yang memiliki keunggulan, “lebih tipis, lebih ringan, dan lebih cepat” dari sebelumnya. Selain mempromosikan produknya, pada tahun 2005, Steve juga menggunakan teknik ini dalam pidatonya di Standford University. Dia memulai, “Hari ini saya ingin menceritakan tiga cerita dari hidup saya. Itu saja. Bukan masalah besar. Hanya tiga cerita.”
Carmine Gallo menuliskan bahwa Apple mengikuti The Rule of Three dalam pemasaran produk, presentasi, dan branding. Mereka melakukannya karena neuroscience menunjukkan bahwa teknik tersebut bekerja. Dikutip dari tulisan Carmine, mantan direktur kreatif Apple, Ken Segall (yang menempatkan “i” di produk populer Apple), dalam bukunya “Insanely Simple”, menulis bahwa Steve Jobs terobsesi menyederhanakan segalanya, termasuk “pilihan membingungkan” yang menghantui pelanggan Apple selama tahun-tahun dia keluar. Pada tahun 1998, ketika Steve kembali ke perusahaan yang telah memecatnya 12 tahun sebelumnya, dia secara dramatis mengurangi jumlah produk di lini produk Apple untuk memudahkan pelanggan.
Steve Jobs juga menyadari bahwa “manusia biasa” hanya dapat menangani beberapa saja dari begitu banyak informasi. Sudah terkenal di kalangan ilmuwan saraf bahwa orang dapat dengan mudah mengingat hingga tiga ide atau potongan informasi. Semakin panjang daftarnya, semakin kecil kemungkinan mereka akan mengingatnya. Di Apple, The Rule of Three dalam presentasi produk berawal pada Steve Jobs yang sering menggunakannya. Tokoh Apple yang pernah mengaplikasikannya yakni Tim Cook, Jeff Williamson, Kaianne Drance dan Phil Schiller.
Cara Mengaplikasikan Teknik “The Rule Of Three”
MasterClass staff menuliskan dalam artikelnya terkait beberapa cara sederhana untuk memulai menggunakan teknik ini:
Struktur tiga bagian. Cara ini seperti teknik storytelling dalam presentasi yang sudah pernah saya tuliskan sebelumnya. Pertama, rencanakan semuanya. Kemudian bangun antisipasi, dan selesaikan dengan punchline, resolusi, atau plot twist. Cara termudah untuk melakukan cara ini menurut artikel MasterClass staff adalah dengan membuat tiga karakter mengalami situasi yang sama dengan cara yang sedikit berbeda.
Tricolon. Pada tingkat kalimat, coba gunakan kelompok tiga kata yang panjang dan/atau bentuknya sejajar satu sama lain. Hal ini dikenal sebagai “tricolon”, menghasilkan frasa berirama yang mudah diingat. Misalnya, “Katakan padaku dan aku lupa. Ajari aku dan aku ingat. Libatkan aku dan aku belajar,” dari Benjamin Franklin. Oprah Winfrey juga pernah menggunakannya, “Berpikirlah seperti seorang ratu. Seorang ratu tidak takut gagal. Kegagalan adalah batu loncatan lain menuju kesuksesan.”
Hendiatris. Menggunakan tiga kata yang bersinambungan untuk menyampaikan satu konsep. Sering disebut dengan “hendiatris”, kiasan dimana tiga kata berturut-turut digunakan untuk mengekspresikan ide sentral. Hal ini sangat berguna untuk mengiklankan slogan maupun jargon. Misalnya, “Veni, vidi, vici” (saya datang, saya melihat, saya menaklukkan) oleh Julius Caesar atau semboyan Yonif Raider 600/Modang (pasukan elit infanteri raider Tentara Nasional Indonesia), “Cepat, Senyap, Tepat” yang memiliki arti cepat dalam bertindak, senyap dalam bergerak, dan tepat sesuai sasaran.
Menurut Carmine Gallo, kita dapat menerapkan The Rule of Three di hampir setiap presentasi bisnis atau percakapan untuk menyederhanakan pilihan bagi pendengar kita, atau untuk membantu mereka memahami isi konten. Misalnya, tunjukkan kepada pelanggan kita tiga fitur produk atau layanan baru. Tawarkan tiga contoh kepada atasan kita mengapa kita pantas mendapatkan kenaikan gaji. Berikan investor tiga alasan kuat untuk mendukung ide kita. Beri tim kita tiga instruksi. The Rule of Three berhasil, karena sederhana, menarik, dan mudah diingat.
Add a comment